Selesai-end
"Kematian merupakan akhir dari kehidupan semua mahluk hidup di dunia ini. Akan tetapi bagaimana jika kematian lah awal dari kehidupan itu sendiri."
Azka Shoutwellm harus kuat menghadapi kenyataan bahwa seluruh keluarganya harus mening...
Bacalah dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat, ingat 30 cm adalah jarak yang paling minimal untuk aman mata.
Sebelumnya ...
Prang. Lagi-lagi beberapa peralatan makan kembali menjadi korban untuk kemarahan Durlan.
Beberapa kegagalan memang akan membuat orang akan menjadi semakin menggilai hal yang mereka inginkan.
"Aku akan mendapatkannya! Tunggu saja!!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Azka menarik Zia kedalam pelukannya. Membenamkam wajahnya di celah leher Zia yng halus. Seperti ingin menyampaikn semua kegelisahan dan kesedihan yang ditanggungnya selama ini.
"Zia.." panggil Azka dengan suara serak yang lesu.
Zia membalas pelukan Azka dengan sedikit gugup tapi karena merasakan kegelisahannya maka ia menepuk-nepuk punggung Azka dengan sabar.
Menenangkn Azka tidak mudah kerena sekarang sudah hampir 10 menit posisi Zia menjadi semakin kaku dan tidak nyaman.
Terutama hembusan napas Azka yang menyentuh lehernya hingga membutnya mati rasa.
"Azka, apa kau mengalami mimpi buruk?"
"Hmm."
"Berbaringlah dulu dengan nyaman, posisi sekarang tidak nyaman."
"Tidak mau. Aku nyaman."
"Tapi aku tidak!"
Azka menundukan kepalanya lebih dalam agar bisa lebih dekat dengan Zia. Membenamkan kepalanya berusaha memastikan jika dia masih ada di pelukannya. Masih miliknya dan tidak pergi kemanapun.
Azka merasakan kegelapan dalam pikirannya sudah mulai berkurang tapi rasa krisis masih ada di sana.
Ingatan dimana tidak bisa datang mengambil Zia dari orang lain membuatnya putus asa.
Tidak.
Aku tidak bisa kehilangan mu.
Pikiran yang membawa ketakutan membuat Azka hampir putus asa.
Teringan akan pelukn hangat terakhir milik ibunya.
Dimana perasaan dingin yang merenggut pelukan hangat itu membuat Azka semakin takut akan kehilangan seseorang yang sangat berharga untuknya.