Selesai-end
"Kematian merupakan akhir dari kehidupan semua mahluk hidup di dunia ini. Akan tetapi bagaimana jika kematian lah awal dari kehidupan itu sendiri."
Azka Shoutwellm harus kuat menghadapi kenyataan bahwa seluruh keluarganya harus mening...
Bacalah dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat, ingat 30 cm adalah jarak yang paling minimal untuk aman mata.
Sebelumnya
Rupanya Nadia sudah berada di klinik itu terlebih dulu dan membawa Raka yang terluka masuk kedalam ruang perawatan."Mohon Keluarga sabar menunggu diluar dan apa ada yang terluka lagi?" ucapnya ramah layaknya seorang perawat.
"Yang lain hanya terluka gores kecil." Ucap Rina sambil menatap kearah Azka dan Zia yang memang terluka kecil karena pecahan kaca yang mengenai mereka.
****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah malam yang melelahkan terlewati Zia dan Rina sekarang berada disebuah kamar hotel yang dekat dengan klinik yang tadi mereka datangi.
Setelah memastikan jika luka yang dilami Raka tidak parah maka mereka dipaksa Azka untuk beristirahat dan tidak mengatakan apapun tentang kejadian yang mereka alami kecuali pada pihak polisi dan Rina setuju dengan apa yang diputuskan Azka.
"Rina." Panggil Zia kearah Rina yang tampak menatap keluar jendela.
"Ada apa Zia?" jawab Rina sambil mengeringkan rambutnya yang basah karena sehabis keramas.
"Apa besok aku ada jadwal?" Zia menatap hpnya dengan tampak nomer yang bertuliskan nama Azka diatasnya.
" Dalam minggu ini kau masih mendapatkan libur untuk film yang kita laksanakan dan ada syuting iklan untuk sore besok. Jadi kau bisa istirahat Zia." Rina mengingat-ingat pembicaraannya dengan pak sutradara tempo hari.
"Baiklah. Aku akan idur duluan." Zia membaringkan tubuhnya lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dengan hp masih setia ditangannya.
Sesekali jarinyannya meragu untuk menyentuh layar hpnya. Rina yang sekarang terbayang dengan darah yang terus mengalir dan membasahi baju Raka, perasaan khawatirnya membuatnya memutuskan untuk menanyakan Azka dimana tempat Raka tinggal dan memberikan sebuah imbalan untuk ucapan maaf dan terimakasih untuk hari ini.
"Sebaiknya aku cepat-cepat tidur." Rina segera menidurkan tubuhnya disamping Zia dan segera menutup matanya hingga terlelap.
Zia yang merasa jika Rina sudah tertidur segera bangun dari posisinya ke posisi duduk sambil menyenderkan tubuhnya di kepala tempat tidur, sambil perlahan memencet layar untuk menelpon seseorang.
"Halo aku hari ini mengalami ..."
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.