Chapter 36. Ledakan kepercayaan

158 18 3
                                    

Bacalah dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat, ingat 30 cm adalah jarak yang paling minimal untuk aman mata.

Sebelumnya ...

00:15:20

Suara berlari semakin kuat dan mendekat.

Azka tidak menengok kebelakang bahkn untuk memastikan, karena dari pengalamannya ia sudah dapat mengukur jarak dari setiap pengejar yng berada di sekitarnya.

"Tutup mata mu."

Sejak tadi napas Zia sudah tidak dapat lagi teratur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak tadi napas Zia sudah tidak dapat lagi teratur. Pelarian ini membuat jantungnya memompa kuat tak ingin menyerah.

Lari lari dan lari.

"Zia lari cepat!!" Ucap ayahnya dengan tangan berlumuran darah.

Ingatan yang kabur milik Zia muncul ketika masa kanak-kanak nya yang mengalami kecelakaan.

Ayahnya mati tepat setelah liburan bersama ditaman bunga itu.

"Ibu!!!! Ayahhhh!!!!"

Suara yang serak milik Zia tidak menarik sedikitpun orang-orang disekitarnya. Ledakan akibat mobil membuat harapan terakhir untuk ayahnya selamat telah dimakan api.

Dekapan hangat milik ibunya adalah ingatan terakhirnya.

"Zia. Zia!!" Teriakan Azka membangunkan Zia dari lamunannya ketika berlari.

Mungkin karena lelah atau takut Zia jatuh merosot kebawah hingga menyentuh pantai.

Matanya yang kosong dan tidak menjawab sedikitpun untuk merespon Azka.

"Zia tutup matamu. Percayalah aku ada disini." Bisik Azka dengan lembut sambil terus mengeratkan tangannya yang melilit tubuh Zia sambil terus berlari.

Alda sudah siap dengan sebuah rute pelarian untuk Azka tapi ada sedikit kendala karena hujan. Sulit untuk menemukan semua titik bom.

Ledakan sudah mulai terdengar dari sudut utara bangunan.

Bunyi retakan dan suara benda berat yng jatuh ke air masih teredam dengan suara hujan tapi masih memasuki pendengaran Azka yang tajam.

Benar saja. Ini semua tidak mudah.

Orang itu benar- benar gila.

Apa dia bermaksud mengubur dirinya bersamaan dengan mereka.

Azka mendengus tidak senang.

Udara dingin semakin berkurang karena sekaramg matahari sudah mulai terbit.

10 menit lagi!! Ucap Nadia mengingatkan Azka.

"Apa kita yanya bisa melihat." Ucap Raka tidak puas karena posisinya sangat berbeda dengan Azka.

"Kita hanya bisa mengalihkan fokus mereka. Ingat jauhi daerah selatan dan kita berdua berpencar." Ucap Nadia sambil menatap kearah bangunan yang mulai runtuh.

✔️A Priori : With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang