Chapter. 50 Tujuan Akhir

264 12 2
                                    

Bacalah dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat, ingat 30 cm adalah jarak yang paling minimal untuk aman mata.

Sebelumnya ...

"Alda, apa kau melihat ada orang lain yang masih berada di lantai 5?" Tanya  Azka dengan sedikit terburu-buru untuk mengganti beberapa peluru tang kosong dari pistolnya sendiri dan menggeledah beberapa senjata dari orang yng terakhir di bunuhnya.

"Ada orang terakhir yang menjaga tangga." Ucap Alda sambil mengatakan posisi otang itu dengan cepat melalui cctv.

"Baiklah." Ucap Azka sambil berjalan menuju tangga.

***

Azka melakukan pertempuran sengit dengan pejuang asing yang berada di tangga.

Langkah Azka semakin cepat dan tergesa-gesa.

"Kau tidak akan ku biarkan untuk hidup." Geraman dari lawan Azka membuat Sedikit tipuan hingga berhasil memukul wajah Azka hingga mulutnya berdarah.

Segera Azka membalas dengan sebuah tendangan kuat.

Sekali lagi Azka menghadapi beberapa orang yang mengepungnya dari atas.

Azka menggunakan pisau kecil dan pistol jarak dekat untuk melumpuhkan beberapa orang.

Setelah berhasil membuka pintu, Azka mendengar suara teluk tangan.

"Ahahahha. Lihat siapa ini yang datang berkunjung." Suara serak Durlan menyambut kedatangan Mahaz dengan sangat bahagia.

Tatapan Azka menjadi memerah karena menahan kebencian yang mengamuk di benaknya.

Kenangan dimana suara pistol menembus badan ibunya sendiri seperti kembali terdengar.

Mata Azka memerah karena dendam. Dengan ceoat Azka mengarahkan pistolnya ke arah Durlan.

Dorrr dorrr

Tembakan semakin memenuhi atap gedung.

Gerakan cepat Azka berusaha mendekati Durlan dan matanya hampir berusaha membunuh nya bahkan dengan tatapannya sendiri.

Dengan pertempuran sengit Azka terus melumpuhkan para anak buah Durlan yang terus mengarahkan pertempuran fisik yang kuat.

Sesekali Azka berguling untuk menghindari tembakan Durlan yang menggila. Tangan Azka segera menarik penghalang tubuh untuk mendorongnya kuat dan menekan jarak tembak.

"A cepat sebuah helikopter aneh telah mendekat." Ucap Alda untuk memberikan info pelarian Durlan yang mungkin pada Azka.

Azka dengan cepat menarik pistol lain yang terjatuh dan menembak ke arah kaki Durlan.

Banggg kena.

Durlan menatap ngeri ke arah sosok Azka yang mampu mengurangi sedikit demi sedikit para pengikutnya.

Nyeri di kaki Durlan membuat ia menjadi sadar jika anak ini telah sama menyebalkan dengan sosok kakek dan ayahnya sendiri.

"Anak nakal bagusss!! Sekarang saatnya kau mati!!"

Teriakan Durlan menggila sambil mengarahkan pistol ke arah Azka.

Tapi dengan cepat Azka berlari ke untuk mencari pelindung.

Banggg banggg

Tembakn terus terdengar.

Tatapan Azka jatuh pada beberapa sosok yang mengelilingi Durlan.

✔️A Priori : With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang