A Priori ch. 13 Luapan Takdir
Bacalah dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat, ingat 30 cm adalah jarak yang paling minimal untuk aman mata.
Sebelumnya
“Rina kenapa kau membiarkannya masuk dan bocah laki-laki itu siapa?” Zia berucap tidak terima bahkan sambil menghentakan kakinya dengan marah.
Rina hanya bisa menggeleng pasrah melihat sosok adiknya yang marah tanpa melihat kondisi, “Azka ingin mengambil jaketnya dan Raka akan makan malam di sini.” Ucap Rina tegas.
*****
Sekarang mereka berkumpul disebuah meja makan yang saling berhadapan dimana Azka duduk berhadapan dengan Zia dan bersebelahan dengan Raka disampingnya yang berhadapan dengan Rina yang masih sibuk menata beberapa makanan.
“Ayo makan.” Rina tersenyum sambil mulai menyuap makanannya.
“Jadi kenapa mereka juga ikut makan?” Zia kembali protes sambil menatap Azka yang didepannya.
“Sttt. Saat makan tidak boleh bicara.” Azka memberikan beberapa sayuran diatas piring Zia.
Ruang makan sekarang bahkan terasa kaku karena tatapan marah Zia yang sangat terlihat hingga beberapa kali Rina dan Raka menahan senyum karena beberapa percecokkan yang sebenarnya sangat tidak penting karena Zia yang seringkali menendang kaki Azka yang tengah didepannya dan dibalas Azka balik tanpa peduli dengan amarah Zia.
“Terimakasih makanannya.” Azka menyelesaikan makannya terlebih dulu lalu berjalan menuju dapur sambil membawa tempat makan dan canggkir yang digunakannya lalu mulai mencucinya tanpa bicara sedikitpun.
Zia yang melihat itu segera mengikuti langkah Azka dan memperhatikannya dari belakang meninggalkan Raka dan Rina dimeja makan.
“Apa yang kau lakukan Zia?” Azka mengetahui jika ia diperhatikan dan pertanyaan ini menjadi pencair suasana yang munkin sangat kaku bagi mereka.
“Jaket itu biar aku cuci dulu baru ku berikan pada mu.” Jawab Zia langsung tanpa ingin basa-basi karena baginya Azka pasti akan mempermainkannya lebih jauh jika ia tidak bersiap-siap untuk melayangkan basa-basi yang mungkin akan membuatnya terjebak oleh perangkap Azka.
“Baiklah.” Azka berpaling lalu membuatnya berhadapan dengan Zia, tangan Azka terulur sambil menggoyangkannya dengan dibarengi senyum miring yang membuat wajahnya lebih telihat tampan walau hanya dengan tatapan yang tampak mengejek Zia.
Zia menatap bingung dengan uluran tangan Azka yang ada didepannya, lalu tatapannya sekarang beralih hingga tatapan mereka bertemu,”Apa?” ucap Zia ketus tanpa niat membalas senyum Azka.
Tapi baru saja Azka ingin membuka mulutnya tiba-tiba saja terdengar suara rusuh seperti ada yang membuka pagar rumah secara paksa hingga Zia segera ingin meninggalkan dapur tapi ditahan ditahan Azka dengan menarik lalu menggenggam kuat tangan Zia.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️A Priori : With Me
AkcjaSelesai-end "Kematian merupakan akhir dari kehidupan semua mahluk hidup di dunia ini. Akan tetapi bagaimana jika kematian lah awal dari kehidupan itu sendiri." Azka Shoutwellm harus kuat menghadapi kenyataan bahwa seluruh keluarganya harus mening...