A Priori ch. 15 Peringatan yang berkabut
Bacalah dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat, ingat 30 cm adalah jarak yang paling minimal untuk aman mata.
Sebelumnya
Air mata mulai mengalir menandakan seberapa ketakutannya dia saat ini, ditambah lagi sosok Fadli yang dikenalnya sebagai paman Azka tengah menodongkan pistol tepat didepan matanya.
"Selamat tinggal gadis manis." Ucap Fadli bagai memberikan senyum perpisahan.
------
Azka menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah bangunan sekolah tua, walau saat ini siang hari tetap saja ketika memasuki bangunan yang sudah lamat tidak terpakai semuanya menjadi gelap dan sunyi bahkan ketika langkah Azka suah sepelan mungkin masih saja terdengar sedikit getaran suara yang menggangu.
"Aku sudah berada dilokasi, beri tau aku jaraknya dan kearah mana." Azka meminta bantuan Alda seperti biasa.
"Dilantai 2, kira-kira arah jam 9 kau akan menemukan tangga dan bersiap lah akan ada beberapa orang yang menjaga tangga itu." Alda berada tepat diatas bangunan dengan helikopter dan beberapa peralatan cannggih yang dimilikinya hingga dapat mengontrol situasi yang ada.
"Aku akan membereskan para penggagu, Azka kau fokus saja pada penyelamatan Zia." Raka menerobos masuk sekolah dengan menggunakan motor merahnya hingga membuat keributan karena suara ban menggema di seluruh sekolah.
Azka sudah terbiasa dengan gerakan tanpa sebuah pola yang memang sering mereka lakukan, karena itu penyergapan yang mereka lakukan pasti berhasil karena memang tidak mudah ditebak oleh musuh.
Dengan Alda sebagai otak yang mengatur pergerakan Raka yang selalu mengamuk liar untuk memancing musuh kecil dan Azka yang sebagai pion untuk menyekap para pemimpin musuh.
"Kami akan datang dalam waktu 10 menit." Ardi sebagai ketua selalu menyiapkan jalan keluar jika memang kemungkinan yang paling buruk masih ada, yaitu sesuai dengan info yang mereka dapat bahwa Fadli selama ini menjadi salah satu tokoh penting dalam organisasi sebagai ahli pembuat bom, maka ada kemungkinan jika sekolah itu juga sudah dipasangi bom.
"Aku akan mengecek seluruh tempat." Nadia melompat dari heliopter yang memang juga mengangkut Alda.
Berterimakasihlah pada pasukan utama yang memang memiliki fasilitas lebih dalam setiap keadaan genting.
------
Suara kaca yang pecah dan deguman suara motor membuat Fadli menghentikan kegiatannya, "Sepertinya kita kedatangan tamu." Ucapnya sambil menatap pintu yang terbuka dan menampilkan sosok Azka.
"Wah wah, pahlawan sang Dewi. Sungguh hebat." Wira menepuk tanganya dengan sebuah senyuman palsu.
"Selamat dangan di pesta kami keponakan ku, sungguh kebetulan sebenarnya aku setelah ini akan menemui untuk mencari tau hal yang kucari." Ucap Fadli sambil berjalan mendekati Azka yang masih terdiam.
Azka menatap marah ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Zia yang tengah ketakutan, tangannya menggenggam kuat sambil mengeluarkan pistol yang sedari ada di dalam jaketnya.
"Senang juga bertemu dengan mu paman." Ucapnya sebelum mulai menembak lampu yang merupakan satu-satunya penerangan yang ada hingga seluruh ruangan menjadi gelap gulita.
Azka berlari sambil menggunakan kacamata malamnya lalu memndekati kerah Zia berada dan melepas seluruh tali yang mengikat hingga mereka dapat keluar dari ruanga.
![](https://img.wattpad.com/cover/77502912-288-k957732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️A Priori : With Me
AksiSelesai-end "Kematian merupakan akhir dari kehidupan semua mahluk hidup di dunia ini. Akan tetapi bagaimana jika kematian lah awal dari kehidupan itu sendiri." Azka Shoutwellm harus kuat menghadapi kenyataan bahwa seluruh keluarganya harus mening...