2. The Number 1

1.1K 100 2
                                    

Aku sibuk mencari-cari tulisan lapangan di antara tulisan-tulisan kecil ini, ohh peta ini sungguh detail sehingga banyak tulisan di dalamnya.

"O.. dimana sih? Lapangan... lap—Aaaaa kamjak!" Aku terjengak kaget karena tiba-tiba ada kepala atas bahu kananku. Aku sontak menoleh, daaaan... pemandangan yang kulihat adalah si namja urakan tadi tersenyum aneh padaku.

"Hai cantik, butuh bantuan?"

"Anieyo, gamsahamnida." Aku berbicara cepat dan buru-buru meninggalkannya. Di luar dugaanku, dia justru mensejajari langkahku , uhh apa sih yang dia inginkan?

"Jadi, anak baru.. kau di tingkat apa? Junior? Sophomore? Tidak mungkin Senior kan? Kurasa Kyungsan tidak menerima murid baru di tingkat Senior. Jadi kau pasti Junior? Ah atau Sophomore?"

Aku memilih diam saja dan berjalan lurus menuju gedung utama, aku dan Eunbi berpisah di sana. Mungkin aku akan menemukan lapangan dengan mudah dari Gedung Utama.

"Wahhh kau ini benar-benar, aku ini bertanya padamu!"

Ahhh Eommaaa, kenapa sih namja aneh ini mengikutiku? Aku bahkan tidak ingin bicara padanya, seharusnya dia bisa melihat dari wajahku yang merasa terganggu karenanya.

Oh! Sialan! Langkahku terhenti karena tiba-tiba ia berdiri di hadapanku, menghadang jalanku. Dia mengikuti langkahku, aku kanan ikut ke kanan dan sebaliknya.

"Jeosonghamnida, bisakah minggir? Aku sedang buru-buru." Aku menahan rasa kesalku saat ini.

"Ya! Aku bertanya baik-baik. Tidak bisakah kau menjawabnya?"

"Maaf aku tidak bicara pada orang asing." Aku masih berusaha melewatinya, tapi dia tetap menghalangiku.

"Ah! Tidak bicara pada orang asing, itu artinya kau ingin berkenalan denganku, kan? Ah yeoksi.." Heol! ada apa dengan namja ini? Oh sudahlah Yeseul-ah jangan pedulikan dia...

"Permis—Ooohh...." namja itu menarik tanganku saat aku sudah berhasil melewatinya, itu membuatku limbung dan saat hampir jatuh dia menarik pinggangku kearahnya, membuatku ada di pelukannya.

Aku beruntung kedua tanganku ada di dadanya, memberi sekat antara tubuhku dan si namja urakan ini! jika tidak... houh aku tidak mau memikirkan itu.

Tinggiku yang hanya mencapai bawah telinganya membuat wajahku persis ada di dadanya. Ahhh andwae! Ini tidak boleh!

Aku meronta berusaha menjauhkan tubuhku darinya, dia hanya melonggarkan sedikit pelukannya, tidak melepasnya.

"Ya! Lepaskan! Lepaskan sekarang! Kau tidak sopan sekali!" aku mendorong dadanya dengan tanganku, tapi dia tetap tidak melepasnya.

"Ya! Kau yang tidak sopan." Katanya datar, membuatku menengadah menatap wajahnya.

Dia melanjutkan,"Aku menolongmu dan kau malah marah-marah padaku, dari awal juga kau tidak menghiraukan orang yang bertanya padamu. Itu namanya sopan?" jelasnya, matanya menatapku.. seperti sedang menelusuri tiap inchi wajahku, aku tidak suka tatapannya!

Aku menghembuskan nafas ringan,"Ne, maafkan aku. Bisa... bisa minta tolong lepaskan?" tanyaku dengan nada sesopan mungkin.

Namja itu tersenyum, otomatis membuatku ikut tersenyum paksa. Namun setelah itu dia menggeleng. Geez! Apa-apaan.

Aku lebih menghaluskan nada bicaraku,"kumohon..."

"Baiklah, tapi sebelumnya.. kenalkan... namaku—"

"YA TAEHYUNG-AH!" seseorang berteriak, membuat namja gila yang masih memelukku ini menoleh.

Taehyung??? TAEHYUNG???? Si berandal nomor 1????

The Troublemakers (bts & svt & nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang