43. Secret Revealed

329 26 30
                                    

Kusarankan baca lagi part sebelumnya biar ingat sama jalan ceritanya :)))

***

"Ahhss!"

Taehyung yang semula mendesis karena sengatan perih di lukanya yang bertemu alkohol, seketika menutup mulutnya. Dia lebih memilih menahan desisan perih itu sambil menyatukan giginya rapat, daripada terlihat lemah di depan gadisnya.

Terdengar kejam memang, tertawa geli disaat Taehyung kesakitan. Namun Yeseul benar-benar geli melihat wajah Taehyung yang dia buat sedatar dan setegar mungkin, disaat tubuhnya sedikit menegang ketika kapas berantiseptik menyentuh lukanya.

"Sunbae.." panggil Yeseul setelah sesaat menatapi wajah tampan di depannya. Taehyung sungguh terlihat polos seperti anak kecil. Raut wajah, lembut kulitnya, bahkan terkadang sikapnya. Mengingat itu membuat sudut bibir Yeseul terangkat.

Namun seketika dia berubah serius kembali ketika Taehyung mengalihkan pandangan dari lukanya, menatapnya, mempertemukan mata keduanya.

Sialan! Tatapan itu! Yeseul menahan diri tidak tersenyum penuh puja saat ini. Gadis itu menghela nafas, "Jika sakit, teriak saja. Kamar-kamar sebelah sedang kosong. Koridor juga sepi di jam-jam ini."

Yeah, bukan di ruang kesehatan, namun mereka berada di kamar Yeseul dan kawan-kawan. Taehyung menolak dengan tegas saat Yeseul akan membawanya ke ruang kesehatan pasca buku jarinya dia hantamkan pada tembok. Hari ini ruang kesehatan terlihat ramai sekali, Taehyung jelas lebih memilih membiarkan lukanya mengering tanpa diobati daripada harus masuk ke dalam kerumunan itu.

"Jangan membuatku malu. Kau obati saja. Lagipula itu tidak perih." Dia berdalih.

Ekspresi itu terlihat begitu menggemaskan di mata Yeseul. Gadis itu tertawa tanpa suara sebelum kembali fokus mengobati luka Taehyung.

Tidak ada obrolan lagi setelahnya. Yeseul melanjutkan pekerjaannya dengan lembut dan teliti, mencoba mengabaikan tatapan Taehyung yang bagaikan laser, menyorot setiap inchi wajahnya. Yeseul sadar itu, namun dia membiarkannya.

"Pipimu memerah." Taehyung tertawa kecil, berhasil membuat Yeseul menunduk malu.

Pemuda itu tertawa kecil sekali lagi sebelum tangan besarnya bergerak maju. Menyentuh pipi Yeseul dan mengelusnya dengan ibu jari. "Maafkan aku."

Gadis itu menatap Taehyung jengah. "Aku sudah katakan ini dua kali, sunbae. Tidak ada hal yang perlu dimaafkan. Tidak perlu minta maaf."

"Tetap saja, aku merasa bodoh dan bersalah setelah berteriak padamu. Aku benar-benar minta maaf—"

"Kim Taehyung!" suara kesal Yeseul memotong kata-kata Taehyung membuatnya menggantung. "Jangan meminta maaf lagi. Aku bosan mendengarnya."

"Aku hanya—"

"Ujian sunbae sudah semakin dekat. Belajarlah agar cepat lulus dan kuliah."

"Jujur saja aku tidak ingin keluar dari sekolah ini tanpamu."

"Sunbae!"

Taehyung berdecak sebal, bukan karena nada bicara Yeseul yang naik satu oktaf. Melainkan karena hal ini, "Lagi-lagi sunbae. Oppa! Oppa! Oppa! Panggil aku oppa!"

Yeseul memutar bola matanya. Hanya tidak habis pikir pada sikap kekanakan si tampan sialan itu. "Baiklah. Begini saja, jika sunbae berhasil dalam semua mata pelajaran minimal dengan nilai B, aku akan memanggil sunbae dengan Oppa."

"Ya Tuhan. Kau sama saja menyuruhku menjadi gila. Hanya untuk mendengarmu memanggilku Oppa saja aku harus mendapat B di semua mata pelajaran? Wahh.. Han Yeseul.. Sudahlah.. Aku akan mencoba rela mendengarmu memanggilku sunbae hingga ke liang kubur."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Troublemakers (bts & svt & nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang