21. Unwanted Situation

534 80 9
                                    



Kelas keduaku hari ini adalah kelas matematika, yang artinya aku harus berada di dalam kelas yang sama dengan Mingyu. Jika saja Hong Saem bukan guru yang aku suka, aku lebih memilih pindah kelas daripada harus ada di kelas itu.

Kim Mingyu sudah membuatku tidak nyaman di kelas matematika Hong Saem sejak pertama aku masuk. Dan saat ini pun begitu, aku sudah merasa tidak nyaman dan lelah karena menahan amarahku begitu melihatnya masuk kelas.

Mingyu duduk tepat di sebelahku, di tempat duduk awalnya, jelas ekor mataku bisa melihatnya. Bahkan pandangan mata kami sempat bertemu saat aku menoleh karena panggilan seorang temanku.

Namja yang kini berambut hitam legam itu menatapku sekilas lalu kembali fokus pada layar ponselnya yang ada di laci. Sampai kelas berakhir pun aku beruntung Mingyu segera keluar kelas tanpa mengajakku bicara.

Baiklah Han Yeseul, kau menahan amarahmu dengan baik hari ini. Gadis dalam pikiranku mengangguk-angguk lega.


Aku menghela nafas kemudian bergegas menuju kafetaria, aku berharap Haerin ada di sana.. ucapannya tadi pagi sangat sulit untuk kumengerti, aku butuh penjelasan darinya.

Namun sayangnya tidak ada Haerin, hanya ada Eunbi yang sudah duduk sendiri di meja tempat kami biasa makan. Aku dengan membawa nampan berisi makan siang mengampirinya.

"Eunbi-yah, Haerin belum kemari?"

Eunbi yang masih mengunyah makanannya menggeleng, dia menelannya lalu bertanya, "Mungkin dia ke perpustakaan, akhir-akhir ini dia sering ke sana.. "

Aku hanya mengangguk sekali lalu kemudian fokus pada makan siangku, aku belum memasukkan makanan apapun di perutku sejak pagi. Aku sedikit tidak berselera makan, namun cacing-cacing di perutku sudah berkali-kali mendesakku untuk memberi mereka makan.

Eunbi menyenggol lenganku saat aku sudah menghabiskan setengah porsi.

"Haerin sudah datang.. akan kupanggil. HAERIN-AH! LEE HAERIN!"

Haerin yang sudah membawa nampannya menoleh karena panggilan itu, Eunbi melambaikan tangannya, mengisyaratkan ajakan untuk duduk bersama. Namun Haerin mengabaikan itu dan memilih duduk di bangku lain.

"Ya! Lee Haerin! Di sini!" panggil Eunbi sekali lagi, namun Haerin tetap duduk di sana tanpa menoleh.

Tidakkah Haerin kasar? Dia mengabaikan panggilan Eunbi dua kali. Dia boleh marah dan mendiamkanku tanpa alasan yang jelas, tapi tidak seharusnya dia ikut mendiamkan Eunbi kan?

"Kenapa dia?" tanya Eunbi kebingungan.

Aku menghela nafas, tiba-tiba makin kehilangan selera makanku, "Aku tidak tahu. Eunbi.. aku duluan."

"Oh? Tidak dihabiskan?" tanyanya.

Aku menggeleng, "Aku sudah kenyang."

"Keurae."

"Sampai ketemu nanti sore." Aku tersenyum tipis pada Eunbi lalu segera membawa nampanku ke rak nampan kotor.


Mata pelajaran setelah jam makan siang aku ikuti dengan setengah tidak fokus. Aku sudah lumayan terbiasa jika ini hanya tentang menjadi bahan gosip siswa-siswa di sekolah ini, tapi ini tentang Haerin.

Hanya dia dan Eunbi yang benar-benar mau berteman denganku, namun saat ini Haerin bersikap lain.. membuatku merasa khawatir, sedih, kesal, marah dan bingung di saat yang bersamaan.

The Troublemakers (bts & svt & nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang