33. Hide It

385 52 13
                                    

Jika saja aku punya sembilan nyawa, mungkin saat ini aku sudah melompati tralis pembatas tangga menuju lantai dasar. Tidak pernah sekalipun aku membayangkan Jeon Jungkook menciumku, secara sepihak seperti ini.

Dan lagi, kenapa wanita diciptakan lebih lemah dari pria? Untuk melepaskan diri darinya saja, rasanya sulit sekali. Jungkook yang bertubuh lebih besar dan lebih tinggi dariku dengan mudahnya mengunci tubuhku di tembok.

Membuatku tidak bisa melepaskan diri.

Sempat beberapa kali mendorongnya, namun usahaku berakhir gagal. Di terlalu kuat. Jeon Jungkook masih tetap mencium bibirku yang terkatup rapat.

Sampai akhirnya aku menyerah, dan saat itu juga dia melepaskan ciumannya. Dia memang hanya mengecup bibirku, bibirnya hanya menempel dan menekan milikku. Tidak melakukan lebih.

Namun fakta bahwa dia melakukannya paksa, membuatku menahan gejolak amarah yang sudah membuatku sesak. Nafasku tidak beratur, sama dengannya.

"Aku menyukaimu, Han Yeseul." Jungkook berujar, disela-sela tarikan nafasnya. Mata bulatnya menatap milikku dengan tajam. Aku menelan ludah.

Suaranya yang sehalus beludru membuatku sejenak kehilangan akal. Ada kelembutan dan ketulusan pada suara bernada dalamnya. Suaranya tidak sedalam suara Taehyung maupun Mingyu, namun rasanya aku bisa betah hanya dengan mendengarnya.

Tunggu, Han Yeseul! Kau baru saja memikirkan si kelinci menyebalkan itu? ohh kurasa kau sudah kehilangan akal!

"Jung-"

"Oy! Hakseng!" kata-kataku terpotong, suara berat yang sangat kukenali milik Kim saem, guru Olahraga menggema dari bawah. "Ya! Tidak dengar bel masuk sudah berbunyi sejak tadi?!"

"N-ne, saem!"

Aku segera menuruni tangga, bukan karena takut pada teguran Kim Saem. Untuk saat ini aku lebih takut pada Jeon Jungkook dan sikapnya yang tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat seperti ini.

Langkah kaki Jungkook menggema ketika menginjak lantai di undakan tangga. Aku terkesiap saat tangannya meraih lenganku, Jungkook yang kini sudah berdiri satu langkah di depan, menarik tanganku sambil menuruni tangga.

Tidak sempat aku meneriakinya atau bahkan bertanya, anak itu makin mempercepat langkahnya. Jika saja aku tidak fokus, mungkin aku akan terseok dan terpeleset, lalu menggelinding hingga lantai dasar.

Ingatkan aku untuk memaki-maki Jeon Jungkook nanti.

Aku membungkuk ketika melewati Kim Saem, sedangkan si gigi kelinci kurang ajar itu dengan santainya berjalan. Menuju parkiran. Tunggu! Parkiran?!

"Jeon Jungkook! Ya! Neo eodiga?! Kau harus masuk ke kelas! Aku akan laporkan pada Direktur jika kau kabur dari kelas lagi!" Kim Saem berteriak lagi, kuharap suaranya tidak membuat kami menjadi pusat perhatian.

Jungkook menghela nafas, tanpa menoleh dia berteriak. "Laporkan saja! Silahkan laporan!"

"Ya! Jeon Jungkook!"

Kepalaku menunduk. Mencoba menyembunyikan wajahku semaksimal mungkin. Beruntung saat ini sudah sepi karena seluruh siswa sudah masuk ke dalam kelas masing-masing.

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya diriku jika saat ini sedang ramai. Dan Geez, ngomong-ngomong, anak ini benar-benar membawaku ke arah parkiran sekolah.

The Troublemakers (bts & svt & nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang