25. Another Sides

503 70 18
                                    


Matahari sudah hampir terbenam, namun Rumah Duka masih sangat ramai, banyak pelayat datang hari ini. Mereka ingin melihat dan memberikan penghormatan bagi ahjusshi untuk yang terakhir kalinya. Melihat dari banyaknya orang datang, aku tahu ahjusshi orang yang sangat baik.

Aku membantu Minkyung dan Mingyu serta beberapa saudara mereka di sini. Taehyung dan ahjumma ada di dalam. Mereka duduk diam bagaikan patung. Menatap hampa ke arah foto ahjusshi yang sedang tersenyum bahagia tanpa beban.

Tampan. Kata itu yang mampu mendeskripsikannya. Dan Taehyung adalah duplikatnya.

Sejak tiba di Rumah Duka, Kim Taehyung bahkan tidak bereaksi saat beberapa orang yang kemungkinan teman dekat ayahnya datang memeluknya, atau sekedar mengelus kepalanya. Mereka tentu berniat ingin memberikan dukungan moral. Minkyung masih terlihat murung, sedangkan Mingyu lebih bisa mengendalikan diri.

"Istirahatlah. Kau butuh istirahat." Suara yang sudah kukenal itu akhirnya bisa kembali kudengar. Taehyung. Pertama kalinya dia berbicara semenjak tujuh jam lalu dokter mencatat waktu meninggalnya ahjusshi.

Aku menggeleng, tersenyum tipis menatap wajah lesunya. "Sunbae lebih butuh."

"Bukan aku tapi kau, lagipula sekarang sudah tidak begitu ramai."

"Aku akan istirahat jika sunbae ikut."

Taehyung menggandeng tanganku menuju ruangan mirip pantry. Dia duduk di salah satu kursi dan meraih satu botol kecil air mineral di mejanya, kemudian meneguknya hingga setengah. Aku duduk di kursi sampingnya, menatap wajahnya yang dengan jelas mengguratkan duka.

Wajah tampannya beralih menatapku, "Terimakasih." Taehyung berbisik, tangannya meraih milikku dan mengelusnya lembut.

"Untuk?"

"Masih tetap di sini bersamaku, walaupun aku telah berbuat buruk padamu." Taehyung berujar pelan, tidak ada sedikitpun kebohongan yang kudengar. Itu semua adalah ketulusan.

Aku tersenyum tipis, membawa tanganku yang bebas untuk menyentuh wajahnya yang menunduk. Taehyung mengangkat kembali wajahnya, hingga mata kami bertemu. Tangan hangatnya menyentuh tanganku yang ada di pipinya.

  
 
"Oppa.."

Sebuah suara super imut membuatku menurunkan tanganku yang ada di pipi Taehyung. Mataku langsung tertuju ke sumber suara.

Seketika mataku berpindah menatap Taehyung, ingin bertanya tentang gadis kecil itu. Namun Taehyung terlihat diam sebelum akhirnya dia menjawab, "Wae?"

Suara berat Taehyung yang super datar itu sama sekali tidak membuat si gadis takut dan semacamnya. Gadis kecil itu bahkan menunjukkan karet rambut hitam dengan wajah polos.

"Ikat rambutku lepas."

Taehyung menghela nafas, "Kemari."

Gadis kecil berbalut hanbok hitam khas pemakaman itu menghampiri Taehyung. Lantas memberikan ikat rambutnya pada Taehyung yang terlihat kesulitan saat akan memulai mengikatnya.

"Sunbae, biar aku." Aku menawarkan diri, menatap Taehyung sambil menggumamkan kata 'siapa namanya?'.

"Chaewon." Taehyung menjawab pelan.

Aku tersenyum manis padanya, "Chaewon-ah, eonni ikatkan ya?"

Chaewon menatapku sejenak, lalu berpaling menatap Taehyung seakan meminta persetujuan. Barulah gadis kecil itu mengangguk setelah Taehyung mengangguk.

The Troublemakers (bts & svt & nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang