EPILOGUE

270 13 0
                                    

"Gue suka sama lo," ucap Arsen pada Aldira yang sudah berdiri tepat di belakang mobil hitam yang menjadi saksi bisu pengakuan Arsen.

Arsen menjentikkan jarinya. Bagasi mobil itu terbuka, seakan menurut pada perintah melalui kode petikan jari Arsen.

"Lo--"

Kulit wajah Aldira sudah mulai mengerut karena senyumannya yang mengembang indah di wajahnya. Matanya terus menatap beberapa balon yang terisi helium sehingga terbang dengan tali yang terikat di bagasi mobil hitam itu. Terlihat jelas tulisan yang menempel di balon-balon itu yang membuat Aldira tercengang.

BE MY GF, PLEASE!

"Lo minta tolong apa nembak sih?" Tanya Aldira yang sudah tak bisa menahan kakinya untuk tetap menapak tanah.

Aldira menatap jelas kedua sahabatnya dan beberapa teman Arsen yang muncul dari balik mobil, serta Aldi yang keluar dari kursi kemudi.

"Jadi?" Tanya Arsen ingin segera mendapatkan jawabannya.

"Tapi gue gak suka sama lo." Aldira menahan tawanya dalam wajahnya yang ia paksa untuk serius.

Kedua sahabat Aldira dan sahabat Arsen menatap Aldira dengan tatapan penuh dengan rasa kekecewaan.

Arsen mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Yang penting gue suka sama lo. Titik."

"Kalo gue juga suka sama lo?" Tanya Aldira mulai menunjukkan senyumannya yang penuh dengan kejahilan.

Wajah Arsen memerah dan sedikit memutar memori di otaknya. Begitu juga dengan para sahabat mereka yang sesekali mendorong-dorong bahu keduanya.

"Jangan bilang gitu. Gue malu."

Dalam sedetik keduanya merubah tatapan kasmarannya menjadi tatapan saling penasaran. Seakan kejadian yang baru saja terjadi pernah terjadi di masa lalu.

"Lo--temen tk gue ya?" Tanya mereka satu sama lain hampir bersamaan.

"Ini jadian apa reunian?" Suara gaduh para sahabat dari keduanya menghancurkan suasana sehingga Aldira dan Arsen hanya tertawa.

"Lo bisa baca gak sih?" Tanya Arsen yang mulai tidak sabar dengan jawaban Aldira.

"Baca apaan?"

"Tuh." Jari telunjuk Arsen menunjuk ke arah balon yang tertempel tulisan di sana.

Aldira mengembangkan senyumannya. Angin malam membiarkan kepalanya mengangguk.

Dalam sekejap Aldira sudah mendapat pelukan dari kedua sahabatnya. Begitu juga dengan Arsen dengan kepalanya yang sudah ditoyor oleh para sahabatnya kesana-sini.

"Kuy. Waktunya pajak jadian."

***

SEKIAN

UNCERTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang