Sad Information

10.3K 651 28
                                    

"AWWWWWWW!!!!" aku berteriak sekeras mungkin yang kubisa.

"AWWWWWWW!!!!" teriakku lagi saat pembunuh berantai yang kuincar itu tak kunjung muncul.

Aku memegangi perutku seolah-olah aku sedang merasakan sakit padahal sebenarnya tidak.

Ya,ini rencanaku..

Biarkan pembunuh berantai itu membawaku juga lalu aku akan bertemu dengan Jimin dimarkasnya,Jimin pasti diikat,lalu aku akan diikat juga kan..kemudian aku dan Jimin akan saling melepaskan ikatan tali kami,ahh romantisnya,lalu setelah ikatan kami terlepas aku akan memeluk Jimin dengan segenap hatiku lalu kami akan mengeroyok pembunuh berantai itu dan membawanya ke kantor polisi.

Tapi,apa aku berani?

Bagaimana kalau Jimin tidak ada disana?

Ahhh,nyaliku ciut lagi..

Tapi,aku tak boleh menyerah.Ini semua demi hubunganku dengan Jimin.

Tentu saja aku tak mau menjadi janda muda yang ditinggal mati oleh suaminya..Memang kalian mau?

Aku kembali berteriak sambil memegangi perut rataku,"AWWWW!TOLONG AKU!BUNUH AKU SAJA,DARIPADA AKU MERASAKAN SAKIT SEPERTI INI!"

Tak berapa lama,ada sebuah tepukan kecil kurasakan dipundakku.

Kurasa dia pembunuhnya.

Aku enggan berbalik,terlalu takut itulah yang kurasakan saat ini.

"Rose.."

Aku sepertinya kenal suara itu.

Aku berbalik.

"Jimin!"

Aku langsung memeluk Jimin,ternyata dia masih hidup.

"Waeyo?" tanya Jimin seolah tak pernah terjadi apa-apa.

Aku tak menjawab malah aku semakin erat memeluk Jimin.

"Kenapa,Rose?" tanya Jimin lagi.

Aku melepaskan pelukan kami lalu ku tendang kaki Jimin.

"Aw!Kamu kenapa sih?Tadi main peluk aja,sekarang habis peluk malah main tendang gitu aja!" katanya sambil meringis kesakitan.

Sepertinya tendanganku terlalu kuat.

"Kamu yang kemana aja dari tadi?!Aku kira kamu diculik terus dibunuh.." kataku sambil menjitak kepala Jimin.

Bukannya menjawab Jimin malah tertawa terbahak-bahak.

"Kamu kenapa ketawa,sih?!" tanyaku kesal.

"Habis,kamu ngelantur sih.." jawabnya masih tertawa.

"Maksud kamu apa?" tanyaku tak mengerti.

Jimin berhenti tertawa lalu berkata,"orang tadi itu salah satu penghuni kompleks sini juga..Bukan pembunuh.."

Aku membelalakkan mataku.Ternyata aku salah sangka ya?

"Ya sudah.." jawabku singkat berusaha menutupi rasa maluku.

"Oh iya,orang tadi bilang,yang punya rumah ini udah pindah sejak 2 tahun yang lalu,dan rumahnya gak ada yang ngurusin,jadinya gini deh.." jelas Jimin sambil menatap rumah di belakang kami.

"Yahhhh,ya udah deh.." jujur aku sangat kecewa.

Jimin mengacak rambut coklat terang milikku,"udah gak usah sedih..Kamu kan bisa latihan gitar sama aku.."

"Emang kamu bisa main gitar?" tanyaku penasaran.

"Kamu pikir orang sekeren aku ini gak bisa main gitar?" dia malah balik bertanya.

Our Love Story (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang