Rose sudah siap dengan penampilannya. Sekarang dia tinggal menunggu Jimin yang bilang akan menjemputnya tadi pagi.
Rose membayangkan saat tadi pagi dia mengusir Jimin karena suatu hal. Rose menutup wajahnya malu. Padahal Jimin tidak mengajaknya mandi bersama, hanya Rose saja yang terlalu sensitif hingga memikirkan hal seperti itu.
Bel rumah berbunyi membuat Rose beranjak dari meja riasnya meraih tas berwarna biru yang tergeletak di atas ranjang lalu membawanya turun.
Dia pergi membukakan pintu utama rumahnya. Ternyata Jimin sudah datang.
"Halo, Tuan Putri?" sapa Jimin dengan senyum manisnya.
"Hai, Pangeran." balas Rose sambil tersenyum juga.
Setelah mengunci pintu rumah dari luar, Rose menggandeng lengan Jimin layaknya seorang putri menggandeng lengan pangerannya.
"Kita mau kemana sih, Jim?" tanya Rose penasaran saat mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil.
"Ada deh, tapi aku jamin kalau kamu pasti bakal terkejut." jawab Jimin tanpa menoleh pada Rose. Dia fokus menjalankan mobilnya.
Rose hanya ber-o ria sambil menimang kira-kira kejutan apa yang akan diberikan Jimin kepadanya. Semoga bukan kejutan yang buruk.
***
Jimin menggandeng tangan Rose. Dia membawa gadisnya itu untuk masuk ke dalam restoran mewah yang Rose tak tahu apa nama restorannya.
"Jimin, mereka siapa?!" tanya Rose panik saat Jimin membawanya menuju meja makan berisi 6 kursi yang 2 kursinya sudah diduduki oleh seseorang.
"Orang tua aku."
Deg!
Rose menghentikan langkahnya lalu menarik tangan Jimin hingga Jimin berbalik ke arahnya. "Apa-apaan ini, Jimin?!" tanya Rose sambil berusaha menutupi dirinya dari tatapan orang tua itu dengan badan Jimin.
"Apa?" Jimin balik bertanya, "aku cuman mau ngenalin kamu sama orang tua aku."
Rose memeluk badan Jimin saat dia sedikit melihat ke arah meja itu. Untungnya restoran itu sudah Jimin booking untuk melancarkan rencananya nanti.
"Aduh, Rose. Jangan lebay, deh." kata Jimin geli.
"Lebay kata kamu?" Rose menatap nyalang Jimin, "aku gak ada persiapan gini kamu bilang lebay? Ya wajarlah. Kamu gak bilang kalau aku mau dikenalin sama camer! Kalau kamu bilang kan aku bisa siap-siap."
Jimin menangkup pipi Rose lalu menatap wajahnya. "Terus kenapa, Sayang?" Jimin menjeda, "aku mau orang tua aku kenal sama Park Chae Young yang sebenernya, yang apa adanya kayak gini. Bukan Park Chae Young yang dibikin berlebihan."
"Tapi..."
"Aku cinta kamu apa adanya, Sayang. Dan orang tua aku harus tau kayak gimana apa adanya kamu, supaya mereka bisa liat ketulusan dibalik kesederhanaan kamu."
Pipi Rose merona mendengar pernyataan Jimin, dia membuang wajahnya ke arah lain. Membuat Jimin terkekeh.
"Udah, ayo.." Jimin berbalik lalu kembali membawa Rose menuju ke meja dimana orang tua dan adiknya duduk.
***
"Ma.. Pa.." Jimin memanggil mama dan papanya saat dia dan Rose sudah berada di belakang mereka.
Orang tuanya menoleh dan langsung tersenyum senang saat melihat Jimin menggandeng seorang gadis cantik yang seumuran dengan anak perempuan mereka.