"Jennie koma." Dua kata yang mampu membuat Taehyung dan yang lain mendadak lemas tak bertenaga.
"Gak mungkin, Dok," Lisa menggeleng kuat, "Jennie gak mungkin koma! Dia itu cewek kuat! Gak mungkin!" Lisa berteriak histeris.
Jungkook memeluk Lisa dan membawanya keluar dari koridor rumah sakit agar Lisa bisa tenang.
Sekarang yang ada di rumah sakit hanya Taehyung, Lisa, Rose, Jungkook, dan Jimin. RapMon, J-Hope, Jin, Jisoo, Erin, dan Sakura sudah pulang karena ada urusan yang lainnya. Mereka tadi sempat menunggui rumah sakit dimana Jennie sedang ditangani di UGD, tapi ternyata penanganan Jennie membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Alhasil, yang masih ada urusan di luar terpaksa pergi tanpa mengetahui keadaan Jennie. Terutama Jisoo yang harus membersihkan rumahnya dari kekacauan hari ini.
Jimin memeluk dengan Rose yang sedang menangis tersedu mendengar keadaan Jennie. Sedangkan Taehyung tidak tahu harus bagaimana karena tidak mungkin juga dia berpelukan dengan dokter di hadapannya ini.
Orang tua Jennie datang dengan tergesa-gesa. Mereka segera menanyakan keadaan anak gadis mereka kepada dokter yang menanganinya.
"Mari ikut saya ke ruangan saya, Tuan, Nyonya." dokter Nathan mempersilahkan orang tua Jennie untuk mengikuti dia ke ruangannya.
Taehyung mematung di tempat. Sesaat kemudian dia merasakan seseorang menepuk bahunya, ternyata Jimin.
"Lo harus kuat, V. Demi Jennie." ucap Jimin dengan suara khasnya.
***
"Begini, Tuan, Nyonya, Jennie mendapat benturan yang sangat keras tepat di atas kepalanya. Saat benda itu membentur kepalanya, tengkorak kepala Jennie mengalami retakan yang cukup serius. Untungnya retakan ini tidak terlalu berakibat dalam kepada otak. Jadi, kami menyimpulkan kalau Jennie tidak mengalami gagar otak.
"Tapi, pendarahan yang dialami oleh Jennie tidak bisa dianggap remeh. Pembuluh darahnya pecah mengakibatkan saraf kerja otak Jennie tersumbat banyak darah yang sudah membeku. Ketika kami melakukan ct scan kami melihat saluran saraf yang tersumbat ini merupakan saraf yang berperan penting dengan IQ, sehingga dengan berat hati kami menyatakan kalau Jennie akan mengalami kebodohan atau keluguan selama jangka waktu yang tidak bisa kami perkirakan."
Mami Jennie menutup mulut dengan telapak tangannya saat mendengar penjelasan dari dokter Nathan. Sedangkan papi Jennie tidak tahu harus berkomentar apa, dia rasa anaknya akan hancur ketika tahu mengenai ini semua.
"Tapi ada satu hal yang cukup meringankan beban Jennie, Tuan, Nyonya. Karena pembuluh darah yang pecah itu, sel darah merah yang semula kalah jumlah dari sel darah putih sekarang malah lebih meningkat, hingga sel darah merah bisa berkembang dengan normal lagi. Dan dengan senang hati, saya mengatakan peluang Jennie untuk sembuh dari penyakit leukimia akut nya bertambah 30%, jadi 80%."
***
Setelah orang tua Jennie keluar, Taehyung diberikan izin untuk bertemu dengan Jennie oleh kedua orang tuanya.
Taehyung masuk ke dalam ruang inap Jennie setelah menggunakan jubah dan masker sebagai prosedur penjengukan.
Dia melihat Jennie yang terbaring dengan berbagai macam alat rumah sakit di sisinya. Mulai dari oksigen hingga infus.
Taehyung duduk di kursi samping ranjang Jennie lalu menatap gadisnya yang tengah terbaring tak berdaya. Kepala gadis itu diperban mengelilingi wajah, dan lehernya dipasangi gip.
Dia menggenggam tangan Jennie yang tersambung dengan selang infus. Taehyung membawa tangan gadis itu ke pipinya.
"Jen, aku kangen kamu." ucap Taehyung lalu mengecup telapak tangan Jennie.
"Kamu cepet bangun, ya?" setetes air mata berhasil lolos dari mata Taehyung.
"Aku kangen kamu, Sayang. Aku kangen banget."
"Padahal baru kemarin kita jadian, dan sekarang kamu udah gini."
"Kamu gak kangen ke aku?"
"Katanya kamu kuat, Jennie? Tapi mana?"
"Buktiin ke aku kalau kamu emang kuat."
"Jennie sayang.." Taehyung mengecup tangan Jennie berkali-kali berharap supaya gadis itu bangun dan langsung memarahinya.
"Aku sayang kamu. Aku bakalan selalu nunggu kamu."
"Ini buat kamu." Taehyung mengeluarkan satu tangkai bunga matahari segar lalu meletakkannya di pangkuan Jennie.
"Kamu ibarat bunga matahari, yang akan selalu menyinari dunia walau tanpa diminta sekalipun. Tanpa kamu, dunia aku bakalan gelap."
Seorang perawat masuk, mengisyaratkan kepada Taehyung kalau jam besuknya sudah habis. Taehyung mengangguk pada perawat itu.
"Aku pergi ya, Sayang.."
"Cepet bangun, Matahariku.."
Sebelum pergi Taehyung menyempatkan diri untuk mengecup kening Jennie yang terhalang oleh perban.
***
Taehyung dan kedua orang tua Jennie sedang berada di dalam ruangan dokter Haru sekarang ini. Mereka membicarakan tentang masa depan Jennie nantinya setelah sadar.
"Saya akan menikahi Jennie." ucap Taehyung mantap.
"Tapi kamu tau sendiri kebenarannya, Taehyung. Setelah Jennie sadar, dia bukanlah Jennie yang dulu lagi. Dia akan jadi bodoh dan lugu, bukan Jennie yang pintar dan pemberani lagi." kata papi Jennie mengingatkan.
"Mungkin Jennie yang nanti bukan Jennie yang kamu cintai sekarang, Nak Taehyung." sambung mami Jennie.
"Saya tidak peduli! Saya selalu mencintai Jennie seperti apa dan bagaimana pun kondisinya. Tolong izinkan saya menjaga putri kalian."
Papi Jennie menghela nafas panjang, "tidak mungkin saya menolak pria baik dan tulus seperti kamu buat jadi suami anak saya."
"Jadi, setelah Jennie sadar, saya boleh menjadikan dia istri saya?" tanya Taehyung dengan wajah berbinar.
Papi Jennie mengangguk sebelum akhirnya pergi dari ruangan itu bersama istrinya.
"Gue bangga sama lo, Dek." Haru menepuk-nepuk bahu Taehyung yang ada di sebelahnya.
Taehyung menoleh pada Haru kemudian memeluk kakaknya itu. "Gue kangen sama Jennie, Kak."
***
Gimana pendapat kalian, Guys???
Maaf ya kalau kurang memuaskan :)
Keep reading..
Keep vomment..Thu, June 29
Nanda Kim