Kalau ada typo atau apapun itu yang sifatnya salah, tolong beri tempe saya.
Trima kasih.Happy reading, para readerku tercintrong..
***
Gd ngakak saat Jennie mengatakan kalau dia sudah menendang bagian sensitif Heechul. "Parah lo, Jen!"
"Siapa yang ngajarin gue jurus itu? Lo kan, Bang?!" tanya Jennie mengingatkan.
"Hehe, iya, sih." Gd menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia berbaring di samping Jennie yang sedang bermain ps di karpet empuk kamar Gd. "Lo gak pa-pa 'kan, dek?"
Jennie mem-pause game yang sedang dimainkannya lalu menoleh kepada Gd. "Gue kenapa, Bang?"
"Lo gak bisa nyembunyiin kegelisahan lo itu. Gini gini, gue juga abang lo yang udah ngerti sifat-sifat lo." kata Gd memandang lekat kepada adiknya.
Jennie tertawa hambar, tapi kemudian dia menangis. "Cewek mana yang gak sedih kalau dilecehin kayak tadi, Bang? Walaupun gue berusaha tenang di depan orang, tapi kejadian tadi sore bener-bener membekas di hati gue.." ucap Jennie di sela tangisnya.
Gd yang melihat adiknya menangis langsung memeluk Jennie lalu menenangkannya. "Nangis kalau itu emang bisa bikin lo tenang, Jen.. Tapi, jangan lama-lama. Muka lo tambah jelek kalau udah nangis."
Jennie melepas pelukan Gd lalu menatap kakaknya itu dengan tatapan garang. "BANG GD, LO UDAH MANCING EMOSI GUE!!"
Saat Jennie akan menyerang Gd dengan cubitan-cubitan mautnya, mami mereka muncul dari ambang pintu kamar Gd. "Kalian ngapain, sih? Teriak-teriak gitu. Papi kalian lagi makan, loh. Jangan rame." Maminya mengingatkan.
"Bang Gd yang mulai duluan." ucap Jennie sok ngambek.
"Halahh, semuanya pasti lo alihin ke gue." sahut Gd cuek.
Maminya hanya menggelengkan kepala, lalu keluar dari kamar Gd untuk menemani suaminya yang sedang makan malam.
"Bang, besok anterin gue ke toko buku, ya?"
"Mau ngapain?"
"Mau shopping.." Jennie menggeram saat Gd hanya manggut-manggut dengan wajah sok polosnya. "Ya mau beli buku lah, Bang!"
"Hmmm, iya, iya. Mau beli buku buat UN lo?"
"Bukan. Mau beli novel." jawab Jennie sambil melanjutkan game yang sempat dihentikannya tadi.
"Lo kapan UN?" tanya Gd seraya memainkan ponselnya.
"Senin besok."
"Belajar lo, jangan novel mulu!" Gd menjitak kepala Jennie. Yang dijitak tidak merespon, Jennie malah teriak-teriak tidak jelas karena musuhnya dalam game itu malah memakan dirinya.
"YAHHHH!! GUE BENCI GAME INI! GUE BENCI BANG GD!" setelah meneriakkan hal itu, Jennie langsung pergi menuju kamarnya, meninggalkan Gd yang masih cengo dengan tingkah laku adiknya.
"Dia itu adik kandung gue apa bukan, sih?"
***
Jum'at pagi.
Jennie masuk kembali ke dalam kelasnya usai mengganti seragam sekolah dengan kaos olahraganya. Dia melihat Rose sedang mengepang rambut Lisa, sedangkan Jisoo sedang memakan roti di bangku belakang paling pojok milik Daisy.
"Males banget mau olahraga.." gumam Jennie menghampiri Jisoo yang sedang khusyuk mengunyah rotinya.
"Sama, Jen. Gue makin benci sama tuh orang abis yang dia lakuin ke lo kemarin." sahut Jisoo sambil meremas bungkus roti yang ada di tangan kanannya. Tadi pagi, sebelum kelas mereka dimulai, Jennie memang menceritakan semua yang dialaminya kepada Jisoo, Rose, dan Lisa.