Random

7.9K 540 32
                                    

Harap baca author note dibawah ^^

Enjoy!

***

Jisoo baru saja selesai memasak saat bel rumahnya berbunyi menandakan ada orang yang sedang bertamu ke rumahnya.

Dia berjalan ke pintu utama lalu membukanya.

"Jin?" Jisoo membulatkan matanya saat Jin berdiri di depan rumahnya dengan pakaian yang seperti akan pergi jauh.

"Hai, Jis." Jin melepaskan kaca matanya lalu menatap Jisoo dengan sayang.

"Kamu mau berangkat?" tanya Jisoo pada Jin. Jin mengangguk.

Jisoo maju selangkah lalu merapikan rambut Jin yang menurutnya agak sedikit leccek.

"Kamu hati-hati di sana." ucap Jisoo setelahnya.

Bukannya menjawab Jin malah memeluk Jisoo erat-erat. "Kamu tunggu aku, ya?"

Jisoo tidak bisa membendung air matanya lagi. Dia membalas pelukan Jin dan menangis di sana.

"Kamu jangan sedih, ya? Kuatin Jennie karena aku yakin yang dia butuhin sekarang adalah sahabat-sahabatnya." nasehat Jin.

Jisoo mengangguk. "Iya, kamu jangan jelalatan matanya kalau ada di sana. Cukup aku aja yang kamu liat."

"Iya, iya, tunggu aku, ya?" Jin melepaskan pelukannya lalu menatap Jisoo dengan mata berkaca-kaca.

Jisoo mengangguk walaupun susah sekali rasanya.

Sebelum pergi Jin mencium kening Jisoo, lama.

"Can you promise that you'll never forget me?"

"I'm promise.."

***

Lisa mengucek matanya yang terasa sangat perih. Tadi pagi, saat dia bangun tidur, entah kenapa matanya bisa terasa sangat perih dan panas.

Mungkin karena Lisa tidak berhenti menangis semalam? Kemarin sepulang dari RS, bukannya istirahat atau apa, Lisa malah menangis sejadi-jadinya di kamar. Meluapkan segala kesedihannya dengan menonton drama Korea. Alhasil, saat menonton ending yang tidak sesuai dengan perkiraannya, tangis Lisa malah makin menjadi. Jadilah dia menangis semalaman dan baru bisa tidur ketika jam menunjuk pada angka 4 pagi.

Lisa memunguti tisu-tisu yang berserakan di lantai kamarnya. Tiba-tiba pintu kamar diketuk oleh seseorang. Lisa mengira itu adalah pembantu rumahnya, jadi dia menyuruh masuk tanpa membukakan pintu.

"Hai, Lalisa.." siapa lagi yang memanggil nama lengkap Lisa kalau bukan Jungkook, kekasihnya sendiri.

"Hai.." balas Lisa pelan tanpa menatap Jungkook. Dia tidak ingin terlihat memalukan di depan orang lain, apalagi pacarnya sendiri.

Jungkook masuk ke kamar Lisa lalu duduk di kursi meja belajarnya. Dia beralih menatap Lisa yang sedang memunguti sesuatu di lantai.

"Itu apaan, Lis?" tanya Jungkook heran.

"Tisu.." jawab Lisa.

Jungkook mengernyitkan dahinya. Namun, beberapa detik kemudian dia sadar. "Lalisa, kamu nangis semalaman sampe tisunya segini banyak?"

Lisa tidak menjawab.

"Lis, jawab kek akunya.." kata Jungkook sambil berdiri menghampiri Lisa yang membungkuk untuk memunguti tisu-tisu itu.

Our Love Story (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang