"Miii..... mamiii.... kunci mobil aku mana yah? Nah udah dapet. Mamiii..... kaos kaki aku yang sebelah mana?" Gadis ini tak hentinya berteriak, mungkin berteriak sudah menjadi hobinya.
"Irin, kamu itu jadi perempuan jangan sering teriak-teriak. Kaos kaki kamu ada di bawah rak sepatu. Cepat terus kamu sarapan yah" celoteh Sarah memarahi anaknya yang sedari tadi berteriak itu.
"Yaleah mami masih pagi juga udah marah-marah, nanti cepet tua terus papi selingkuh gimana? Kalau Irin punya mama tiri lalu Irin dimutilasi gimana? Mami mau anaknya digituin? Lagian nih yah---"
"Astagfirullah, kamu ngomong apasih Rin, kamu ada-ada aja deh" Tiba-tiba Roni--- Papi Irin datang dan menyumpal mulut anaknya dengan roti yang berisikan keju parut kesukaan Irin.
"Fafi ghak ta..hu nanthi ad..ha cewhek yangh ngerayu fa..fi ghima..nha?" Ucapnya yang kurang jelas karena mulutnya yang penuh dengan roti itu.
"Heh kutu monyet! Kunyah dulu makanannya baru ngomong" Itu adalah suara musuh Irin, Rey, abangnya. Walaupun mereka kakak adik sangat jarang mereka terlihat akur, ketika ketemu pasti ada yang diperdebatkan bahkan hal sepele seperti ini.
"Kata gue mending lu diem deh, dasar bulu ketek cumi!"
Tebak bagaimana ekspresi papi dan mami mereka? Jangan heran, hal seperti ini memang sering terjadi. Salah satu alasan kenapa Sarah dan Roni tidak mau punya anak lagi karena mempunyai dua anak saja sangat merepotkan bagaimana dengan tiga atau empat anak? Bukan lagi perdebatan, mungkin saja akan terjadi perang antar saudara.
"Apa lu kutu monyet!"
"Dasar bulu ketek cumi!"
"Mau diam atau papi sita kunci mobil kalian?" Itu merupakan pertanyaan retorik yang diajukan oleh papinya, seketika mereka berdua diam dan saling melemparkan tatapan saling mengejek.
Setelah sarapan mereka berdua berpamitan untuk pergi kesekolah masing-masing. Irin dan Rey memang masih duduk di bangku SMA, hanya saja mereka beda sekolah. Irin sekarang duduk dibangku kelas XI IPS 2 sedangkan Rey bersekolah SMK kelas XII jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan). Jadi wajar kalo mereka memiliki mobil pribadi masing-masing.
Waktu itu Rey dihadiahi mobil dari papinya ketika nilai semesternya mendapat peringkat satu umum di sekolah. Sedangkan Irin diberikan mobil karena terpaksa, gadis itu terus terusan mengemis kepada papi dan maminya untuk dibelikan mobil juga.
===
"..... Apakah kalian sudah mengerti?" Tanya Bu Nis yang telah menjelaskan tentang rumus-rumus fisika. Ibu Nis adalah guru IPA, tetapi beliau juga mengajar dikelas IPS karena adanya 'lintas minat' dimana anak jurusan IPS mempelajari pelajaran IPA, begitupun sebaliknya. (Note: Sebenernya saya tdk terlalu paham soal 'lintas minat' karena cuma dijelasin sedikit sama tmn yg anak SMA. Cause saya anak SMK hehe)
Lalu semua siswa siswi serentak menjawab mengerti, kecuali siswi yang duduk dibangku kedua dekat dengan jendela itu. Kedua tangannya menopang kepalanya yang dihadapkan kesamping kanan pas berhadapan dengan jendela. Dia tertidur karena pelajaran yang membuatnya bosan dan didukung oleh semilir angin menjelang siang karena banyaknya pepohonan.
"Irin? Kamu tidur?" Panggil gurunya yang tidak digubris oleh yang empunya nama. Merasa nama temannya terpanggil, Mika menyenggol kepala Irin menggunakan sikutnya. "Irin!" Ibu Nis itu menaikkan volume suaranya sembari berjalan menuju bangku yang ditempati Irin.
"ANAIRIN MUZAIKA SULTAN!!" Itu mungkin suara yang paling besar milik Ibu Nis untuk membangunkan Irin. Gadis itu mengangkat kepalanya sambil mengucek matanya "Ibu Nis yang paling cantik, kata mami saya suara itu aurat, jadi cewe gak boleh teriak-teriak" katanya tak bersalah di depan gurunya.
"Adduh... bu sakit nih... aw kenapa di jewer bu 'kan telinga saya sakit" Ibu Nis masih menyayangi pita suaranya agar tidak mengomeli siswi tidak patuh ini. Setelah merasa telinga Irin memerah Ibu Nis melepaskan jewerannya itu.
"Kamu kenapa tidur dikelas? Mendengarkan penjelasan saya saja kamu tidak akan mengerti apalagi kamu tidur! Memangnya kamu tau---"
"Ibu aja belum bilang gimana mau saya tau?" Perkataan Irin barusan sontak membuat teman kelasnya tertawa terbahak bahak dengan tingkah bodohnya Irin.
"KELUAR KAMU DARI PELAJARAN SAYA! IBU HUKUM KAMU MENGERJAKAN SEMUA TUGAS-TUGAS PADA BAB 2 LALU DIKUMPUL BESOK!!"
"Yesss" ucap Irin
"Kenapa yes?" Tanya Ibu Nis dengan muka memerah diselingi dengan muka herannya.
"Karena.... saya mau lanjut tidur di UKS" ucap Irin lalu berlari keluar kelasnya yang dihadiahi teriakan maut dari Ibu Nis.
"Iriiiiiiiiiiiiiiin!!!!"
Tbc
Terima kasih sudah ingin membaca cerita dari hasil imajinasi saya ini:)
Jangan lupa vote dan comment yah, because kalian adalah penyemangat saya. Wakaka

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him?
Teen Fiction"Ini tentang sebuah perbedaan, bukan salah siapa-siapa karena memang kita diciptakan tidak untuk bersama." Anairin Muzaika Sultan. --- Anairin Muzaika Sultan, orang berpengaruh di geng Vandals. Siapa yang berani melawan dia, yah siap-siap saja untuk...