12. Pertemuan

36 9 0
                                    

Lelaki itu berjalan gontai memasuki halaman rumahnya yang sangat kotor, seperti tidak ada kehidupan di dalam rumah sana. Sudah tiga hari dia tidak pulang ke rumahnya dan sudah tiga hari juga ia tidak masuk sekolah. Ia membolos sekolah dan tidur di basecamp vandals yang terletak disebuah rumah yang tidak terpakai milik salah satu anggota vandals, karena ia terlalu malas untuk pulang dan berhadapan dengan orang yang sangat ia benci dalam hidupnya.

Ia masuk dan langsung duduk di kursi ruang tamu yang sudah usang dan robek sana sini itu. Ia pusing dan memijit pangkal hidungnya, hidupnya sangat menderita dan penuh dengan penekanan.

"Punya nyali juga pulang kerumah" terlihat seseorang keluar dari satu ruangan yang hanya ditutupi dengan tirai kain yang sepertinya tidak pernah di cuci, sangat kotor.

"Diem lo, gue capek dan gak mau cari ribut" Arka langsung berdiri dan ingin masuk kedalam kamarnya namun ucapan pria itu kembali menghentikannya.

"Orang sekolah nelpon, katanya kamu punya masalah. Banci banget sih, suka sama cewek itu tidak harus ngerusak"

Arka berbalik dan menghadapkan tubuhnya ke lelaki itu, "Lo gak usah ngajarin gue! Sok ceramahin gue lagi. Emang yang lo lakuin sama nyokap gue dulu itu gak brengsek?"

Pria itu berbalik, "Itu masa lalu, gak usah diungkit" . Arka mendecih mendengar ucapan Ayahnya itu. Hubungan antara Arka dan Ayahnya memang sangat buruk dari dulu, terlebih ketika Ibunya meninggal karena KDRT. Saat itu Arka masih terlalu dini untuk usia 8 tahun mengerti arti dari perkelahian mereka.

Arka masuk kedalam kamarnya yang sangat sangat berantakan. Ia mengambil bingkai foto di atas lemari plastiknya. "Ma, Arka brengsek banget. Arka gak pikirin perasaan Mama, Arka gak mikirin perasaan Shani adik Arka sendiri. Arka khilaf, Ma. Arka emang gak berguna jadi manusia, jemput Arka Ma. Arka mau ikut sama Mama!!" Arka menangis tersedu-sedu di hadapan foto Mamanya. Hatinya teriris, ia sangat hancur.

"Kak, udah jangan nangis lagi. Mama pasti gak suka liat kakak kayak gini, udah yah" Arka tak berhenti menangis dan memeluk Shani, adiknya yang sekarang tumbuh menjadi gadis SMP yang mandiri.

===

Lestari sibuk memainkan ponsel, di aplikasi WA-nya hanya ada notifikasi dari grup kelas yang sangat ribut entah membahas apa. Ketika membuka aplikasi instagram ia mendapat notifikasi yang menunjukkan followersnya bertambah. Ia melihat @arkawijoko_ mulai mengikutinya 2 hari yang lalu, Lestari menstalk dan ternyata itu adalah Arka teman sekolahnya.

Tanpa ancang-ancang lagi Lestari langsung menfollowback akun instagram Arka. Lestari merasa tertarik dengan foto-foto Arka yang terkesan sangat badboy tapi tidak menutupi wajah yang bisa dibilang ganteng.

Tanpa sengaja Lestari menekan tombol like pada postingan lama Arka. "Ya ampun, fotonya gak sengaja aku like" buru-buru Lesrari menghapusnya namun notif pesan masuk dari instagramnya.

"Cie stalker😁"

Lestari merutuki dirinya yang ceroboh itu, ia membalas pesan instagram dari Arka "Ga sengaja tadi hehehe"

"Sengaja juga gpp wkwkwk"

Percakapan antara Arka dan Lestari berlangsung. Seperti sudah menjadi teman akrab saja, Arka menanyakan hal-hal tentang Lestari mulai dari kelas berapa hingga mengungkit sedikit kisah keluarga Lestari. Begitupun sebaliknya, Lestari menanyakan banyak hal kepada Arka.

===

Dilain sisi Arka yang sebelumnya merasa sedih sedikit terhibur ketika melihat notofikasi di handphonenya. Lestari ketahuan menstalker instagramnya, buktinya saja ia melike postingan lama milik Arka. Sedikit senyum terukir di wajahnya.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang