11. Film

38 9 0
                                    

Votenya jangan lupa!
Kritik dan saran ditunggu:)
.
.
.
.

"Arya masuk dulu yuk, aku baru download film keluaran terbaru loh" Saat ini mereka berada di depan rumah Lestari karena baru pulang sekolah. Walau masih dalam keadaan lutut yang sakit Arya tetap keukeh untuk mengendarai motor, kali ini bukan motor sport hijau andalannya tapi motor bebek merk pasaran karena mengingat motornya yang harus dilarikan ke bengkel.

Arya membuka helmnya, "Gimana yah? Yaudah deh aku mampir" Lestari tersenyum lalu menarik Arya masuk ke rumahnya.

"Bi Ida aku pulanggg..." Teriak Lestari kepada asisten rumah tangganya yang disambut senyuman hangat seorang wanita paruh baya yang sudah merawatnya dari kecil.

"Eh neng Lestari kesayangannya bibi udah pulang, mau makan apa sayang?" Tanya Bi Ida mengambil tas sekolah lalu mengelus rambut panjang milik Lestari.

"Nanti aja, bi. Bawain cemilan aja yang banyak di kamar aku, mau nonton sama Arya"

"Siap neng"

Ketika masuk Lestari langsung menyalakan AC di kamar yang bernuansa ungu muda itu, warna kesukaannya. Kemudian ia mengambil laptop dan mencari file film  yang baru saja ia download semalam, tak lama kemudian Bi Ida masuk dan membawakan beberapa cemilan dan juga minuman untuk Lestari dan Arya.

"Makasih Bi Ida"

"Sama-sama den Arya, kayak baru kenal aja sama bibi" Arya terkekeh lalu Bi Ida meninggalkan kamar Lestari.

Pemutaran film pun berlangsung. Kali ini posisi laptop berada di atas meja yang cukup dekat dengan tempat tidur, Arya duduk bersila di atas ranjang lalu Lestari mengambil posisi setengah berbaring dengan menjadikan paha Arya sebagai bantalnya.

Pada pertengahan film Lestari memperbaiki posisi tubuhnya lalu mem-pause film. Arya mengernyitkan dahinya bingung. "Kepalanya capek di paha kamu, ga empuk" Lestari berkata dengan cukup lesu karena merasa keram di area lehernya.

"Yang suruh kamu tiduran juga siapa? Sini sandar di dada aku aja, uh sayaaaanggg" Arya menarik kepala Lestari untuk menyandarkan di dadanya, Lestari hanya menurut. Arya kembali menekan tombol pada laptop untuk melanjutkan pemutaran film.

Sesekali juga Lestari memasukkan cemilan-cemilan di mulutnya. "Arya mau?" Lestari menyodorkan keripik ke mulut Arya, Arya membuka mulut dan melahap keripik yang disodorkan Lestari.

"Arya?"

"Iya princess"

"Alay" Arya hanya terkekeh mendengar perkataan Lestari.

Hening...

"Enak yah jadi si cewek ini, dia punya mama yang sayang banget sama dia, gak kayak aku" Lestari menghadapkan wajahnya pada dada Arya membayangkan jika ia masih memiliki ibu seperti yang ada dalam film yang di nontonnya.

"Ussstt, jangan ngomong gitu. Mama kamu pasti bangga liat kamu dari atas sana, karena dia berhasil melahirkan anak sehat dan secantik kamu"

"Dia pertaruhin nyawa demi lahirin aku. Dia baik banget 'kan Arya? Coba aja aku gak lahir pasti Mama masih ada" Terdengar isakan kecil dari Lestari yang membuat Arya melemah. Ini adalah kelemahan Arya, melihat Lestari menangis adalah hal yang sangat sensitif terlebih jika membahas Mamanya.

Arya memeluk Lestari dengan hangat dan mencoba menyalurkan kekuatan untuknya. Film yang mereka nontonpun tak terasa telah selesai seiring tangisan Lestari.

Lestari melepas pelukan Arya dengan perlahan lalu mendongakkan kepalanya, mata mereka saling bertemu. Arya menghapus jejak air mata di pipi Lestari. "Udah jangan nangis lagi, nanti cantiknya hilang" kata Arya lalu kembali memeluk Lestari.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang