"Hanya dengan jarak ini aku memantaumu, semoga tidak ada lagi yang menyakitimu. Termasuk aku."
-Arya Christian
.
.
.
.
."Arya!!"
Seketika suara itu terdengar menggema di lorong koridor dimana saat ini Arya berada.
Arya membalikkan tubuhnya dan menemui Irin yang berlari kearahnya. "Makasih paketnya udah sampai" kata Irin ngos-ngosan karena berlari.
Setelah mengatur napasnya Irin lalu menegakan bahunya kembali bersiap untuk lari, "Pulang sekolah les yah, gue tunggu di rumah." Setelah mengatakan itu Irin lalu kembali berlari menuju kelasnya.
===
Setelah sampai di depan kelasnya Irin merasa degup jantungnya berpacu seperti waktu ia berlari. Seperti ada hal aneh yang menggelitik perutnya, karena merasa geli Irin hanya tertawa hambar.
"Masya Allah Irin, ini masih pagi jangan kesurupan dulu" Mika yang baru datang memergoki Irin yang cekikikan.
"Eh Mika, Assalamualaikum cantik" balas Irin yang tidak nyambung membuat Mika sedikit bergidik ngeri.
"Waalaikumsalam, heh jangan senyum terus nanti giginya kering"
Irin menggebrak meja di depannya hingga buku cetak yang baru saja diletakkan Mika sedikit terangkat karena gebrakan yang begitu keras. "Gapapa kering, Irin yang imut ini ikhlas lillahi ta'ala. Yang penting pagi ini gue seneng bagettttttt"
"Astagfirullah, mungkin pagi ini setannya lagi baik."
Irin tidak mendengarkan lagi perkataan Mika karena dia buru-buru mengambil headset di dalam tasnya lalu memutar acak musik dengan volume yang besar.
'Labrinth - jealous'
Mendengar alunan musik galau Irin langsung mengangkat kepalanya, "Astaga Irin salah lagu! Hati bahagia kok lagu jelesnya labirin sih"
"JEALOUSNYA LABRINTH! Labirin apaan!" Mika berbicara dengan menoyor kepala Irin.
"Diam kau ferguso" Irin lalu menyetel lagu di ponselnya.
'Iis Dahlia - Payung Hitam'
"Eh lagu ditinggal nikah, gapapalah nikmatin aja"
===
"IRIN OPER BOLANYA!!"
"SANDY REBUT AJA BOLANYA DARI IRIN!!"
"IRIN SEKARANG GILIRAN SANDY YANG MENGUASAI BOLA!"
"ASTAGA IRIN TENDANG BOLANYA JANGAN PAKE TUMIT! PAKE PUNGGUNG KAKI!!"
Murid-murid XI IPS 2 menghela napas berat mendengar teriakan guru olahraganya yang begitu berisik meneriaki Irin yang sedang bertanding futsal bersama XI IPS 4.
Pertandingan futsal ini dilakukan atas kesepakatan guru olahraga mereka untuk pengambilan nilai olahraga futsal. Dan saat ini Irin adalah satu-satunya perempuan dalam pertandingan itu.
Bola terus saja menggelinding dan masih dikuasai Irin. Gawang sudah ada di depan mata Irin, baru saja Irin mengambil ancang-ancang untuk memasukkan gol ia kembali mendengarkan teriakan guru olahraganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him?
Fiksi Remaja"Ini tentang sebuah perbedaan, bukan salah siapa-siapa karena memang kita diciptakan tidak untuk bersama." Anairin Muzaika Sultan. --- Anairin Muzaika Sultan, orang berpengaruh di geng Vandals. Siapa yang berani melawan dia, yah siap-siap saja untuk...