28. Italia

20 4 1
                                    

"Sekarang kau tak sudi bahkan hanya untuk melihatku. Seburuk itukah aku di matamu?"
-Anairin M Sultan
.
.
.
.
.

Seperti biasanya, salah satu tugas ketua kelas adalah mengambil buku cetak di perpustakaan untuk dijadikan bahan materi pembelajaran. Seperti yang Arya lakukan saat ini.

Arya mangambil buku sambil menghitung sesuai banyak siswa di kelasnya, tetapi kegiatannya itu terhenti ketika matanya tertuju pada satu buku di dalam etalase kaca bertingkat tiga tersebut.

Arya sedikit menyunggingkan senyum lalu mengambil buku bersampul pemandangan malam di menara pisa. Tanpa berpikir lama Arya menyimpan buku itu diantara tumpukan buku cetak lalu menyerahkannya kepada petugas perpustakaan.

Setelah urusannya selesai di perpustakaan, Arya kembali ke kelasnya dengan membawa tumpukan buku cetak. Ketika Arya asik memandang buku-buku ditangannya bahunya tertabrak oleh seseorang yang berlawanan arah.

"Kalau jalan pake mata dong"

Arya merasa de javu dengan kalimat barusan, dengan cepat ia mengangkat kepala dan melihat siapa orang yang baru saja menabraknya.

"Lo lagi, bosan gue liat tembok berjalan"

"Parasit sekolah" ucap Arya dengan nada mengejek. Ia lalu melanjutkan jalannya menuju kelas.

"Parasit sekolah? Maksud lo apa bilang begitu?" Frans berlari lalu menarik bahu Arya dengan keras hingga ia berbalik.

Buku-buku yang sebelumnya disusun Arya dengan baik kini berserakan di lantai koridor. Arya mengalihkan pandangannya dan menatap Frans dengan rahang yang terkatup.

"Emang parasit sekolah, tidak berguna!" Perkataan Arya barusan membuat wajah Frans memerah karena menahan marah.

"Jaga ucapan lo!"

"Terus kenapa?!"

Buukk




===





Irin menghembuskan napas, sudah berapa kali dia menghela napas berat karena bosan. Kali ini pelajaran Bahasa Indonesia di kelasnya kosong karena guru yang mengajar sedang tidak enak badan.

Irin melihat disampingnya ada Mika sedang membaca komik kesukaannya yang entah sudah berapa kali ia membaca komik tersebut.

"Yang keberapa?"

"78"

Irin kembali menghembuskan napas mendengar jawaban dari Mika. Mungkin komik tersebut sudah sangat bosan dibaca oleh Mika yang bahkan sudah 78 kali.

"WOYY ADA ORANG BERANTEM DI KORIDOR BAWAH!!"

Bak pembawa berita amatir, Sandy berteriak di dalam kelasnya membuat seketika kelas itu hening hingga salah satu dari mereka membuka suara, "Siapa?"

"Frans sama cowok berkacamata yang ikut olimpiade sains"

Irin yang ikut mendengar berita itu langsung mengalihkan perhatiannya, "Maksud lo Arya?"

"Nah si Arya!"

Setelah itu Irin dengan cepat melesat keluar dari kelasnya dan mencari dimana pusat keramaian saat ini, pandangannya tertuju pada koridor depan perpustakaan.

Irin berlari dan berusaha memisahkan dua orang yang sedang beradu tinju. Tidak terlalu banyak orang yang melihat perkelahian ini, mengingat masih jam pembelajaran.

"FRANS ARYA UDAH DONG! JANGAN KAYAK BOCAH" Kata Irin setengah berteriak dan menarik Frans yang sudah menguasai perkelahian. Tampak hal itu ketika ada luka lebam di pipi kiri Arya.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang