20. Tamu tak diharapkan

16 4 0
                                    

VOTE DAN KOMEN JGN AMPE LEWAT^

"Untuk apa ada gue kalau perhatian lo cuma buat dia?"
-Anairin Muzaika Sultan
.
.
.
.

Dimas mengendarai motornya secepat yang dia bisa, hari ini dia berencana mendatangi kosan Vanya seorang diri. Menurut alamat yang diberitahukan Frans sebelumnya kosan itu berada di pinggir jalan yang cukup ramai karena lokasinya yang dekat dengan tempat hiburan malam.

Dimas mengetuk sebuah pintu yang sudah dia pastikan bahwa itu adalah tempat tinggal Vanya. Tidak lama kemudian penghuni tempat itu membukakan pintu.

"Cari siapa yah?"

"Lo yang namanya Vanya?" Dimas memperhatikan baik-baik wajah perempuan di depannya. "Iya gue Vanya"

Wow, Dimas terheran-heran melihat Vanya. Dandanannya malam ini cukup menor untuk seusia mereka. Dress berwarna merah menyala dengan potongan yang menurut Dimas tidak sopan, karena pendeknya hanya sejengkal, dada yang terbuka, dan bahu yang terekspos dengan sempurna.

"Lo mau booking?" Kata Vanya dengan seringai di bibirnya. Ew sungguh menjijikan.

"Gue bukan cowok brengsek seperti yang dipikiran lo. Gue mau ngomong sama lo tentang Arka" Dimas lalu nyelonong masuk kedalam kosan Vanya. Seperti kosan kebanyakan yang ketika masuk kedalamnya langsung menjumpai tempat tidur.

"Maksud lo?" Vanya ikut masuk dan menutup pintu. "Lo gak usah ikut campur urusan orang!"

Dimas duduk di pinggir ranjang yang berukuran hanya untuk satu orang itu, "Arka itu teman gue! Lo bukan cuma berurusan sama gue tapi juga anak Vandals. Tch, jadi cewek agresif banget sih"

"Jadi sekarang mau lo apa?"

"Gue mau lo datang ke sekolah gue terus jelasin yang sebenar-benarnya"

"Lo gila" Desis Vanya.

"ELO YANG GILA!" Geram Dimas.

Vanya terkekeh memperhatikan Dimas yang masih memasang wajah datarnya menunggu penjelasan dari Vanya. "Lo gak tau apa-apa. Jadi mending diam"

"Gue tau hampir semua tentang elo. Lo naksir Arka dari SMP tapi pada saat itu Arka punya pacar dan nolak cinta lo mentah-mentah. Sampe lo frustasi karena di bully sama teman sekolahan dan pindah kota tapi balik lagi pas mau masuk SMA. Pada saat itu elo ketemu Arka dan ngajak dia ke kosan, lo suguhin dia minuman yang udah lo kasi obat. Gue tau!"

"Arka ceritain ini?"

"Enggak, tapi gue yang emang tau semuanya. Bahkan gue tau kalau nyokap lo itu perempuan malam, bokap kandung lo gajelas, dan lo cari duit dengan cara ngikutin langkah nyokap lo. Perempuan malam."

"Hey, lo tadi bilang apa? Gue ngikutin langkah nyokap gue? HAHAHA" Vanya tertawa dengan terpaksa.

Disamping tawanya dia menangis, Dimas bisa melihat itu. "Nyokap gue emang pelacur, tapi demi Tuhan gue bukan pelacur! Gue cari duit gak sampai jual kehormatan gue sendiri. Gue kerja sebagai bartender di club malam sebelah dan gue emang harus berpakaian dan make up seperti ini!" Vanya melemparkan tasnya tapi berhasil ditangkap oleh Dimas.

Dimas diam tidak bembantah dan juga tidak membenarkan perkataan Vanya. "Hari itu gue khilaf, gue udah nyerahin kehormatan gue demi cinta, Arka itu cinta pertama gue!"

"Elo tetap harus jelasin semuanya nanti"





===





Keesokan harinya Dimas ragu apakah ia harus memberitahukan teman-temannya atau tidak. Disini dia juga merasa bersalah.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang