Vote dan komen yah:):)
.
.
."Saatnya memulai, sebab benci bisa menjadi cinta"
.
.
.
.Sekarang sudah memasuki pelajaran kedua yang berarti sekarang sudah jam 09.30 dan ia membolos di jam pertama yaitu Sejarah. Irin memasuki kelasnya dengan langkah malas karena sudah kecapean membersihkan lahan parkiran. Mika melemparkan botol minum ke hadapan Irin lalu ditangkapnya dengan cepat menghabiskan setengah botol minuman milik Mika.
"Mampus, udah kapok telat 'kan?" Mika melipat tangan di depan dadanya melihat Irin bercucuran keringat dengan seragam yang kusut. Irin menggeleng menanadakan dia masih belum kapok untuk telat dan berhadapan dengan Pak Sato.
Tidak lama kemudian guru mata pelajaran selanjutnya memasuki kelas, Irin menghela napas berat. Kali ini ia harus lagi berhadapan dengan pelajaran tentang hitung menghitung yang sama sekali tidak masuk di dalam otaknya.
Ibu Nis melanjutkan pelajaran minggu lalu dan menjelaskan panjang kali lebar materinya. Irin hampir saja tertidur dengan penjelasan Ibu Nis, tapi seketika matanya melotot pada saat bel istirahat berbunyi. Inilah waktu yang paling ia tunggu yaitu MAKAN.
"Baiklah anak-anak materinya sampai sini dulu, minggu depan kita sudah pindah di bab selanjutnya. Silahkan istirahat" Kata Ibu Nis lalu meninggalkan kelas XI IPS 2 itu.
Dengan cepat Irin menarik tangan Mika untuk segera menikmati jajanan di kantin. Ketika sampai di depan pintu kelas Irin dikagetkan dengan penampakan Ibu Nis, maksudnya Irin kaget karena pada saat itu Ibu Nis berada pas di depan Irin.
"Ah kebetulan saya masih ada perlu sama kamu. Pulang sekolah kamu harus menghadap diruangan saya, mengerti Irin?" Kata Ibu Nis.
Irin kaget dan langsung membalas perkataan gurunya tersebut, "Loh Bu? Emang saya ngelakuin kesalahan apa?"
Ibu Nis menghelah napasnya, "Nanti kamu tau. Jangan lupa!" Tutup Ibu Nis lalu berjalan menuruni tangga. Irin merasa takut sekaligus penasaran tentang hal apa yang ingin dibicarakan bersamanya di ruang guru nanti.
Seakan tidak terjadi apa apa Mika dan Irin melanjutkan perjalanannya menuju kantin. Di kantin sudah ada Dimas, Frans dan Jay yang menunggu di meja ketahtaan mereka yang terletak di tengah ruangan kantin. Irin langsung saja mengambil posisi di depan Frans, Mika di depan Dimas dan Jay yang berada di sisi kanan meja.
Mereka memesan makanan dan minuman andalan mereka masing-masing. Ketika dipertengahan makannya Frans membuka sura, "Rin, kok semalem lo tiba-tiba minta jemput di taman kota. Abis ngapain lo nyet? Ngamen?"
Irin terlupa akan sesuatu yang sangat penting, harusnya sudah dari semalam ia menceritakan hal ini pada Frans tetapi ia lupa karena di traktir pisang keju langganannya semalam. Jay mengernyitkan dahinya lalu memberikan tatapan aneh kepada Irin, "Lo abis ketemuan sama cowok di taman kota yah!" Tebak Jay yang kemudian dihadiahkan jitakan dari Mika.
"Sorry sorry gue lupa. Jadi semalam itu gue abis dari ketemuan sama adeknya Arka, si Shani. Shani bilang sama gue kalo Arka 100% gak bersalah sama insiden yang kemarin itu" Jelasnya yang membuat semua temannya terdiam. "Insiden apaan? Lo ngomong yang jelas dong, Rin" kata Dimas.
Irin lalu menjelaskan semua yang dikatakan Shani semalam. Ekspresi dari teman temannya? Tentu saja kaget sekaligus kasihan karena Arka sudah di fitnah. "Gak bisa gitu dong, jadi kita harus ngapain buat bantuin Arka?" Mika mengangkat suara, Mika memang bukan termasuk di dalam geng Vandals tetapi Mika cukup akrab dengan mereka semua. Karena terkadang Irin mengajak Mika untuk ikut nongkrong bersama anak Vandals.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him?
Ficção Adolescente"Ini tentang sebuah perbedaan, bukan salah siapa-siapa karena memang kita diciptakan tidak untuk bersama." Anairin Muzaika Sultan. --- Anairin Muzaika Sultan, orang berpengaruh di geng Vandals. Siapa yang berani melawan dia, yah siap-siap saja untuk...