Koridor tampak begitu ramai di jam istirahat kali ini. Lestari berjalan dengan wajah yang sedikit pucat dan menarik tangan Arya agar berjalan lebih cepat "Arya, temanin aku ke toilet yah? Kebelet pipis"
"Oke"
Mereka tampak sedikit berlari mengingat Lestari yang kebelet ingin ke toilet. Ketika sampai di toilet Lestari menyuruh Arya menunggu di depan pintu toilet cewek. Orang-orang melihatnya aneh karena ada cowok yang berdiri di depan toilet cewek, Arya yang merasa terintimidasi dengan tatapan itu acuh lalu kembali memainkan ponselnya.
Tidak lama keluarlah Lestari dari dalam toilet dengan memasang senyum penuh arti kepada Arya. "Lama yah? Ehehe maafin Lestari"
"Enggak kok, yuk ke kelas" Arya tersenyum sembari merangkul Lestari.
"Mereka pacaran yah? Kok romantis banget" terdengar bisik-bisik seorang cewek yang kelasnya kebetulan dekat dengan toilet yang dimana Arya dan Lestari tadi berada.
"Katanya sih yah mereka itu sahabatan dari kecil, jadi udah deket banget kayak orang pacaran" balas cewek yang disebelahnya.
"Kayaknya ada cinta diantara mereka"
"Entahlah, kita tunggu aja gosipnya"
===
Gubrak...
Irin menggebrak meja, wajahnya memerah menahan emosinya. "Jelasin sama gue sekarang!" Irin menarik kerah baju cowok tinggi didepannya.
"Tenang dulu, Rin. Gue bakalan jelasin semuanya" balas cowok itu menenangkan Irin. "Kemaren itu awalnya baik---"
"To the point, Dimas!" Potong Irin kepada Dimas selaku ketua geng vandals. Sesuai namanya vandals geng pengacau, pemberontak dan pembuat onar di sekolah namun tak jarang mereka juga membuat kekacauan diluar sekolah.
"Arka ketahuan udah ngerusak anak SMA Angkasa dan itu adalah masalah besar buat kita" papar Dimas. Sedangkan Irin mencari-cari wajah Arka didalam ruangan temaram gudang belakang sekolah namun Ia tidak menemukannya.
"Terus Arka dimana?"
"Arka ada dikantin" setelah mendengar ucapan Dimas itu Irin berlari menuju kantin yang dimana ada Arka. Tujuan utamanya saat ini adalah memberikan bogeman terhadap Arka yang sudah mencari masalah dengan sekolah lain. Dimas dan anggota geng yang lainnya menyusul Irin dibelakang.
Dilain sisi Arka melahap habis bakso yang dipesannya. Ketika Arka mulai berdiri ingin membayar makanan Ia dikagetkan dengan sebuah bogeman yang mendarat mulus dipipinya. Irin menghantamkan tinjuannya dengan emosi.
Arka kaget dan refleks ingin membalas bogeman itu, dengan cepat Dimas mendorong tubuh Irin dan Dimas lah yang menerima balasan tinju yang dilayangkan Arka.
"Jangan halangin gue, Dim. Gue pengen ngehancurin muka gak tau malu itu!" Teriak Irin. Kantin yang tadinya ramai sekarang mendadak hening dan memperhatikan keributan yang terjadi.
Irin maju kedepan, tangannya dicekal oleh Dimas agar tidak menghampiri Arka namun Irin menghentakkan tangannya dengan kasar. "Irin, lo kenapa nyerang gue?" Tanya Arka seakan tidak tau apa yang ada dalam benak Irin, tapi memang dia tidak tau kenapa Irin sampai menyerangnya dengan tinjuan.
"Jangan pernah panggil nama gue dengan mulut liar lo dan jangan liat mata gue dengan mata kotor lo itu!" Bentak Irin menujuk Arka.
"Maksud lo apa sih? Gue gak ngerti"
"Lo bilang gak ngerti? Cuih, brengsek!" Irin kembali menghantamkan bogemannya kepada Arka, Arka sangat ingin membalas namun menghargai Irin sebagai perempuan. Tadi ada siswa yang berlari keruang guru untuk melaporkan insiden perkelahian dikantin namun sampai sekarang tak ada guru yang datang untuk melerai perkelaan itu.
"Kenapa? Marah? Pengen bales gue? Nih pukul gue, pukul!" Irin mengambil tangan Arka dan memukul-mukulkan ke pipinya namun tetap tidak ada respon dari Arka. Kali ini adalah pertengkaran hebat yang dialami Irin dan tidak ada yang berani memisahkan mereka.
"Gue masih gak ngerti kenapa lo nyerang gue" masih saja Arka membela diri dan mengatakan bahwa dia tidak tau apa-apa.
"Lo bilang masih gak ngerti? LO MASIH GAK NGERTI SETELAH LO PERKOSA ANAK ANGKASA!! Gue fine-fine aja kalo atur starategi tawuran dari SMA Angkasa, tapi gue marah karena perbuatan lo itu! Lo tega banget jadi orang, Ka. Lo punya adek cewek, setidaknya jaga perasaan dia!" Irin menggebu-gebu dengan kemarahan yang sudah ada di ubun-ubun namun matanya berkaca-kaca.
Orang-orang dikantin kaget mendengar ucapan Irin barusan kecuali anak vandals yang memang sudah tau masalahnya "L...lo tau darimana, Rin?" Arka kaget dan wajahnya pucat pasi mendengar penjelasan Irin tadi. Irin tidak membalas ucapan Arka dan memalingkan wajahnya untuk mengelap peluhnya.
"Jawab gue, Rin! Lo tau darimana?!" Arka memegang bahu Irin sembari mengguncang-guncangkan bahunya yang tepat berada didepannya itu.
"Gue tau karena anak Angkasa bakalan nyerang pas pulang sekolah. Dan gue gak mau anak vandals buang-buang tenaga buat nyelametin lo. Selesain masalah yang lo buat sendiri, Ka. Dan buat anak vandals yang mau bantuin Arka silahkan bantuin dia tapi gue gak bakalan ikut campur buat susun strategi penyerangan. Terserah lo mau hadepin gimana" Irin berjalan meninggalkan kantin namun langkahnya terhenti ketika Arka memanggilnya.
Arka memohon kepada Irin untuk membantunya menghadapi anak SMA Angkasa. Namun Irin tetap tidak mau. Arka kembali memohon namun kali ini dia memohon kepada Dimas. "Gue gak bisa ambil keputusan tanpa persetujuan Irin, Ka" kata Dimas memegang bahu Arka.
"Kenapa keputusannya harus sama Irin? Lo ketua geng vandals dan Irin bukan apa-apa di geng itu!"
"Wait, heh lo ngomong apa barusan? Gue gak ada apa-apanya di vandals? Vandals menang tawuran karena siapa? KARENA GUE! dan lo masih sebut gue gak ada apa-apanya di vandals? Banci!" Cebik Irin.
"Lo bilang gue apa tadi?" Arka maju beberapa langkah ke tempat dimana Irin berdiri. "Gue bilang lo BANCI! B A N ---"
BUUUKK...
Sebuah bogeman melayang sempurna di pipi dekat dengan mulutnya. Darah segar mengalir di hidung dan dari sudut bibir Irin. Irin tidak siap menerima bogeman sehingga tubuhnya sedikit oleng. Dengan kasar Irin menghapus darah segar yang mengalir dari hidungnya dan sedikit meringis karena merasakan perih disudut bibirnya. Irin hanya mendengus memasang wajah datar dengan senyum mengejeknya.
"Bajingan!" Kali ini Dimas yang ingin menghantam Arka namun tiba-tiba Pak Sato selaku guru BK melerai perkelahian tersebut. "Kalian bertiga ikut saya ke ruangan BK!"
.
.
.
.
.
.
.Tbc
Assalamualaikum teman-teman :)
Tqu sudah baca cerita ini, saya minta apresiasinya dengan mencet bintang yang ada di bawah dan saya minta kritik serta saran dari kalian" semua untuk saya jadikan pembelajaran dalam dunia kepenulisan *Asoyyy HAHAHAShare story ini ke teman-temanmu juga yah😙

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him?
Teen Fiction"Ini tentang sebuah perbedaan, bukan salah siapa-siapa karena memang kita diciptakan tidak untuk bersama." Anairin Muzaika Sultan. --- Anairin Muzaika Sultan, orang berpengaruh di geng Vandals. Siapa yang berani melawan dia, yah siap-siap saja untuk...