I hope u enjoy, happy reading!
"Maaf, telah membuatmu menangis. Bukan maksud membuatmu sedih, hanya saja kita adalah makhluk yang tidak bisa menentang Tuhan"
-Arya Christian
"Irin.. Irin... lo gak apa-apa 'kan? Sialan emang si tembok berjalan" Frans berlari heboh mendekati dan memeriksa lengan Irin yang tampak memerah dan sedikit berminyak karena salep.
"Gapapa, Frans. Eh iya kenalin ini Sansan" Irin memperkenalkan Sansan kepada Frans lalu mereka berdua berjabat tangan.
"Sansan, calon pacarnya Irin" Sansan memperkenalkan dirinya yang hanya dibalas cengiran oleh Frans.
"Frans Aditomo, sahabatnya Irin. Lo calon pacarnya? Jangan sakitin dia, ini anak cengeng soalnya" kata Frans yang mendapatan hantaman tangan milik Irin. Lalu mereka semua tertawa.
Mereka bertiga berjalan kembali menuju kelas XII IPS 2, "Btw lo dapat info dari mana kalau gue di UKS?" Tanya Irin yang sekarang posisinya berada di antara Frans dan Sansan.
"Siapa lagi kalau bukan si Jay, tadi dia kebetulan ada di kantin" jawab Frans sedangkan Irin hanya ber'oh' ria.
===
Pulang sekolah kali ini Irin mengajak Sansan untuk singgah ke bescamp anak Vandals, sekalian berkenalan katanya. Sansan memperkenalkan diri dan tampak diterima baik oleh anak Vandals.
Mereka bertukar cerita hingga satu persatu dari mereka berpamitan untuk pulang, hingga tersisa Frans dan Sansan disana.
Sengaja Sansan pulang di akhir karena ada yang harus ia bicarakan secara pribadi bersama Frans. "Frans, gue boleh tanya-tanya gak sama lo?"
Frans mengangguk singkat, "Tanya apa emang?"
"Lo kenal Arya? Ada yang aneh sama dia"
"Kenal, maksud lo aneh gimana?"
"Pas kejadian di kantin, dia bentak Irin. Tapi gue liat tatapannya itu beda, dia keliatan peduli tapi--"
"Jadi lo juga penasaran sama hal itu" Frans sedikit menyunggingkan senyum menjeda ucapannya. "Mereka itu dua orang yang saling suka tapi terlalu egois untuk mengungkapkan perasaannya"
Kali ini giliran Sansan yang mengangguk. Sebenarnya kalimat Frans masih sangat 'abu-abu' untuk dipahami tetapi Sansan bisa menarik kesimpulan dari pernyataan itu.
===
Arya memainkan remot tv yang ada di tangannya sambil menerbangkan pikirannya entah kemana.
"Kamu masih mikirin gadis itu?" Lamunan Arya tiba-tiba buyar mendengar orang yang baru saja berbicara tadi, Mamanya.
"Mama sudah bilang sama kamu, jauhi dia"
"Arya sudah jauhi dia, Ma. Aku juga udah bilang sama ibu Nis kalau jadwal lesnya harus di hentikan"
"Baguslah" tutup mamanya lalu meninggalkan Arya sendirian di ruangan keluarga.
Lagi-lagi Arya kembali menyusuri ingatannya beberapa hari yang lalu.
"..Pokoknya mama menentang kalau kamu masih les private sama dia. Mama dengar kamu semakin dekat sama dia dan selalu mengabaikan Lestari"
"Ma, aku udah dewasa dan bisa membedakan mana yang terbaik untuk aku."
"Lalu menurut kamu gadis itu yang terbaik?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him?
Jugendliteratur"Ini tentang sebuah perbedaan, bukan salah siapa-siapa karena memang kita diciptakan tidak untuk bersama." Anairin Muzaika Sultan. --- Anairin Muzaika Sultan, orang berpengaruh di geng Vandals. Siapa yang berani melawan dia, yah siap-siap saja untuk...