Singkat kata, sutradara globalisasi menjadikan manusia sebagai objek monopoli. Sebagai follower, sebagai konsumen. Tak hanya produk hi-tech sekelas Virtual Reality ataupun Internet of Things bahkan merambah alat sederhana era megalitikum dan pacul.
Mengkerdilkan cipta, rasa dan karsa manusia..
Sutradara menyibukkan penonton dengan tontonan yang mengharu biru.. Menggugah emosi.. Kemudian penonton larut pada aktornya, hingga tak lagi ingat untuk mengenali siapa sutradaranya. Padahal di balik sutradara juga masih ada produser, executive producer dan beragam perangkat lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan Kopi Kepada Hati
PoetryKebijaksanaan Hidup dari Secangkir Kopi Ada banyak pesan yang ingin disampaikan kopi kepada hati.. Tak hanya sekadar air kepada dahaga. Banyak pesan, seperti pahit manisnya kopi yang menyatu, kemudian manunggal. Menciptakan varian rasa, sesuatu yan...