Aku menanti.
Lebih dari sekadar penantian tentang satu tujuan tertentu. Ini juga sebuah pembuktian bahwa aku ingin belajar sabar. Lebih keras dari siapapun. Di samping ada mbak-mbak yang bagi pengamatan inderaku sama sekali tidak menarik, seperti biasa, setiap pria selalu menyukai sesuatu yang nampak dari fisik. Tapi, rupanya Tuhan memiliki keadilan yang berbeda dari yang selama ini aku tetapkan. Tanpa sabar, aku tidak mungkin menyadari kebijaksanaan itu. Tanpa penantian, aku akan terjebak pada masa kanak-kanak di usia yang sedewasa ini.
Mungkin, untuk banyak hal sabar adalah jawaban. Karena aku juga menyadari, cukup lama, bahwa manusia suka tergesa-gesa. Seperti tadi aku ingin segera mengejar waktu untuk sampai di suatu tempat, tanpa sadar rupanya setiap masa akulah yang sesungguhnya dikejar oleh waktu. Aku semakin menua, dan ada banyak batas diri. Yang bahkan belum kupahami secara saksama apa yang membuat aku tak mampu melewati batas itu.
Sabar. Terkadang memberi banyak jawaban. Jika hidup adalah misteri, maka sabar adalah pasangan yang selalu akan membuatnya mudah dipahami. Seperti cinta Tuhan yang sederhana. Lalu logika dan perasaanku membuat seluruh cinta terlihat rumit. Karena semenjak aku jatuh cinta, aku selalu ingin mengungkap dengan cara-cara spesial.
Universitas Indonesia
Detik ini 12:35 WIB.
12 Maret 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan Kopi Kepada Hati
PoesieKebijaksanaan Hidup dari Secangkir Kopi Ada banyak pesan yang ingin disampaikan kopi kepada hati.. Tak hanya sekadar air kepada dahaga. Banyak pesan, seperti pahit manisnya kopi yang menyatu, kemudian manunggal. Menciptakan varian rasa, sesuatu yan...
