Isi Sejati

272 2 0
                                    

 Jogja, Lagi, Sendiri.

Tlatah Ngayogyakarta, entah apalagi misteri yang kelak ditemui dan perlahan meminta dibuka. Satu hal yang pasti, misteri ini bukanlah ide yang dianugerahkan oleh Tuhan untuk diri seorang. Bahwa Jogja selalu saja bisa menyiratkan tanya baru, melengkapi tanya-tanya lain yang sama sekali belum terjawab. Misteri yang membekas, kapanpun bisa hilang, kemudian bisa muncul lagi seenak udelnya sendiri tanpa pernah sekalipun diundang.

Entah, berapa kali lagi. Jogja selalu tak pernah habis mengundang misteri. Setiap datang ke tanah ini, selalu saja, benar-benar selalu, senantiasa ada hal-hal baru. Memang, ada kalanya banyak perihal mengalir mudah ditebak, namun lebih banyak lagi kejadian yang sepertinya disengajakan untuk menjadi pemicu penasaran. Dituntun untuk mudah ditemukan misterinya, namun tidak demikian jawabannya, lalu mengusik, melambai, menggoda sejadi-jadinya agar segera ditemukan apa yang menjadi isi.

Isi, sejati.
Berbicara soal isi, sepertinya manusia sekarang teramat suka dengan tampilan luar, tidak terkecuali aku. Mudah terpikat bungkus visual, amat larut apa yang nampak kasat mata kemudian mengeneralisasikan bahwa isinya sudah pasti seperti yang terlihat. Padahal, kalau saja orang tahu bahwa dibalik apel masak yang berwarna hijau ataupun merah, selalu memiliki daging buah yang putih. Kalau saja banyak orang yang tahu, sekian senti dari kulit durian yang menusuk, ada tekstur yang begitu lembut. Ya, semua ini perkara isi, substansi. Sesekali, sepertinya saya dan semua manusia perlu sadar, bahwa terkadang mikir juga bisa mengajak hati, ora mung nggae dengkul. Atos, keras kepala.

Jogja 9:00 WIB - 29 Mei 2016
Masjid Malioboro DPRP DIY
Bait 8 | Dimar Jati Punakawan
Bab Nomer Siji, Isi.  

Pesan Kopi Kepada HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang