05

14.5K 1.8K 99
                                    

maaf baru bisa up, aku lagi sakit dan beberapa part belum kelar direvisi jadi harus pelan-pelam karena ngeliat kata sebanyak ini pas lagi sakit rasa pusingnya jadi bertambah dua kali lipat wkwk. Jangan lupa tinggalkan jejak, enjoy!

.
.
.

Silaunya cahaya matahari yang menembus kaca jendela membuat Lisa mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya ia membuka kedua matanya.

Gadis itu sedikit mengernyit, heran dengan kamar serba putih yang ia sadar betul bukan miliknya -- terlebih interior kamar yang begitu modern membuatnya semakin yakin. Setelah akhirnya beberapa menit berlalu, rasa keterkejutan itu muncul.

Kedua matanya membulat kaget dengan kedua tangan yang menutupi mulutnya yang sempat terbuka lebar. Ia menyingkap sedikit bed cover putih yang menutupi tubuhnya dan sebuah umpatan berhasil lolos dari mulutnya begitu ia melihat kulit mulusnya yang terekspos sempurna. Buru-buru ia tutup kembali.

Lisa ingin menangis, bagaimana bisa ia menjadi begitu ceroboh?

"Oh, sudah bangun?" Suara berat khas seorang laki-laki membuat gadis itu menoleh dan mendapati lelaki yang tadi malam ia lihat di bar.

Lisa memaksa otaknya bekerja lebih keras untuk mengingat apa yang terjadi semalam. Potongan ingatannya hanya sampai pada rasa pahit yang memenuhi tenggorokkannya setelah ia menegak habis air putih yang ia pesan.

"A-apa yang t-terjadi?" Tanyanya dengan sedikit memberanikan diri.

Lelaki itu tersenyum tipis dan meletakkan nampan berisi makanan yang tadi ia bawa.

"Kau tak ingat? Padahal tadi malam itu rasanya benar-benar nikmat." Lelaki itu memamerkan senyuman miring miliknya dan sanggup membuat Lisa terdiam -- menikmati karya Tuhan yang sangat luar biasa menawan.

"A-apa maksudmu?" Lisa menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan pipinya yang merona. Apa yang dilakukan gadis itu mampu membuat lelaki yang duduk di depannya kini terkekeh pelan.

"Ingat kata-kataku, aku akan bertanggung jawab jika nanti ada hal yang tak menyenangkan terjadi padamu," Tangan Jungkook terulur untuk mengusap rambut Lisa, ia juga sempat mencubit pelan pipi tembam milik sang gadis sebelum melanjutkan kalimatnya lagi. "Aku yakin setelah hangover-mu selesai, kau akan mengingat semuanya. Jadi sekarang makan dulu ya? Aku sudah pesan melalui room service."

Tak mau ambil pusing, Lisa akhirnya menurut dan mengambil nampan makanan yang Jungkook ulurkan kepadanya. Gadis itu menatap sajian sarapan ala Inggris yang tertata rapi di piringnya, mengambil sendok serta garpu dan kini melahapnya secara perlahan.

Jungkook tidak senekat itu untuk melakukan-nya di tempat umum. Ia masih bisa menahan hasratnya untuk terlebih dahulu berpindah tempat ke kamar hotel yang memang berada tepat di atas club tempat mereka bertemu. Beruntung Jungkook kenal dekat dengan pemilik hotelnya sehingga ia memiliki akses yang lebih mudah. Di kamar hotel-lah akhirnya mereka melanjutkan kegiatan untuk memenuhi hasrat manusiawinya.

"Pelan-pelan," Jungkook memperingati Lisa yang makan terlalu lahap.

Belum sampai semenit, suaranya kembali terdengar. "Astaga anak ini," Lelaki itu mengusap lembut saus yang tertinggal di ujung bibir Lisa. "lihat mulutmu belepotan." Jungkook kemudian menunjukkan bekas saos yang ia lap dan juga Lisa yang sedikit mengerucutkan bibirnya.

"Iya iya, kau ini bawel sekali," Ucap si gadis sambil terus melanjutkan kegiatan makannya.

Tak lama ponsel Jungkook berbunyi, buru-buru lelaki itu mengambilnya dan menggeser icon berbentuk telpon berwarna hijau. Ia lalu bangkit dan menjauhkan dirinya dari Lisa yang sedang sibuk menyantap makanannya.

XXI (jjk.lmb) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang