32

7.4K 796 13
                                    

Aku sarankan untuk yang lupa sama cerita ini, baca kembali chapter sebelumnya. Aku mau minta maaf juga karena sudah lama banget gak update. 2 chapter lagi sebelum tamat, akan aku kerjain secepat mungkin.

Btw terima kasih banyak buat yang masih nungguin, bahkan sampe ngedm aku dan nanya di home. Aku seneng, serius. Tandanya kalian sayang sama work aku. Terima kasih semuanya, maaf ga bisa tag satu2. Love♡

#7YearsWithLisa lets trend it guys!
Btw aku buat acc instagram khusus buat story wattpadku, silahkan mampir kalo mau. Username: jolinalalisa.

Face claimed kijeong akan aku kenalkan disitu ya!


Lelaki berperawakan tinggi tegap dengan kulit pucat itu tersenyum tipis. "Can i come inside?" Tanyanya dengan nada rendah yang serius, membuat Lisa melongo.

Gadis yang tengah berbaring di ranjang rawatnya itu mengangguk kecil -- masih dengan raut wajah bingung dan kagetnya -- mempersilahkan Taeyong masuk. Dengan perlahan lelaki itu menutup kembali pintu ruang rawat Lisa dan berjalan menghampiri Lisa dengan se-bucket bunga. Lisa hanya memperhatikan Taeyong saat lelaki itu memasukkan beberapa tangkai bunga matahari ke dalam vas bunga yang tersedia di nakas samping tempat tidurnya.

"Kesukaanmu," Ucap Taeyong tanpa diduga. Lelaki itu kemudia menatap Lisa dan mengulurkan tangannya. "Selamat atas lahirnya puteramu, aku turut bahagia."

Lisa mengangguk kecil dengan ritme yang lebih cepat dari sebelumnya, lalu menjabat tangan Taeyong dengan senyuman kikuk. "Bagaimana oppa bisa ada disini?"

"Aku yang akan menggantikan posisi Jungkook di cabang New York," Jelas Taeyong yang langsung dimengerti Lisa.

Tak berapa lama, Taeyong kembali berucap, kali ini penuh dengan penyesalan yang terpancar dari sosok tegap itu. "Aku tau aku tidak pantas menerimanya," Ia mendekat ke arah ranjang Lisa. Saat kedua lututnya menyentuh lantai dan kepalanya tertunduk, Lisa mendadak panik. "Tolong maafkan aku Lalice. Maaf karena telah menyakitimu, maaf karena telah merusak segalanya, maaf karena aku membuatmu menderita..."

Ada rasa aneh yang menjalar di dalam diri Lisa. Sudah jelas jika permintaan maaf ini adalah hal yang selama ia tunggu -- dia bukan Tuhan yang dengan mudahnya mengampuni walau tidak diminta sekali pun -- namun saat waktu itu tiba, saat melihat badan lelaki yang selalu terlihat tegar itu bergetar karena isakannya, ada rasa sedih yang melingkupi diri Lisa. "Oppa, bangunlah. Aku sudah memaafkan oppa..."

Tangan kanannya terulur, mengusap pundak kanan Taeyong dan sebuah senyum tulus terukir di wajahnya saat maniknya bertemu dengan milik Taeyong. "Karena oppa mencampakkanku aku bertemu dengan Mingyu, bahkan Jungkook yang sekarang telah menggantikan posisi oppa di hatiku. Memang apa yang oppa lakukan padaku di masa lalu sudah keterlaluan, tapi aku percaya dengan takdir.

Takdir yang mempertemukan kita, takdir yang menyatukan kita, takdir pula yang memisahkan kita. Begitu pula atas hadirnya Jungkook dan Kijeong puteraku, itu semua karena takdir."

Taeyong hanya mampu terdiam. Setelah mendengar kata-kata Lisa barusan, ia kembali sadar bahwa gadis yang berada di hadapannya ini memang luar biasa. Semasa mereka bersama, Lisa yang selalu mendengarkannya, menghiburnya, dan bahkan menjadi lampiasan amarahnya. Ia menyesalinya. Seharusnya ia menjaga Lisa lebih baik lagi, seharusnya ia lebih peduli lagi pada Lisa, seharusnya ia memperjuangkan hubungan mereka di hadapan sang ibu.

Tetapi nasi sudah terlanjur basi. Kini sudah ada yang menggantikannya. Seseorang yang bahkan jauh lebih baik darinya, seseorang yang -- harus Taeyong akui -- memang seharusnya berada disisi gadis ini.

XXI (jjk.lmb) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang