Ngevote enggak, sekalinya nongol marah2 minta update. Eta terangkanlah.
***
Lisa kembali ke penthouse milik mereka setelah selesai dengan belanjaannya. Gadis itu mencari-cari sosok Jungkook di kamar tidur mereka saat tak mendapatinya di ruang tamu, namun hasilnya tetap nihil. Lelaki itu tak ada.
Mencoba berpikir positif, Lisa yakin Jungkook sedang pergi untuk mengurus sesuatu, jadi saat menunggu kepulangannya Lisa mencoba untuk mengolah bahan makanan yang baru ia beli bersama Tony tadi.
Lisa membuka buku resepnya dan berhenti pada halaman yang menerangkan cara membuat bibimbap. Berbeda dengannya, Jungkook tak terlalu terbiasa dengan makanan yang bukan dari Korea. Sejujurnya, bisa saja mereka memesan dari resto, tapi menurut Lisa makanan itu tak terlalu sehat.
Sekitar satu jam kemudian ia telah selesai dengan makanannya. Lisa lalu memindahkan setiap masakannya ke dalam piring dan mangkuk yang sebelumnya ia telah sediakan. Harum makanan membuat perut Lisa bergejolak, namun karena teringat Jungkook ia mengurungkan niat untuk menyantap makanan duluan.
Lisa merapikan setiap piring dan mangkuk serta menyusun piring untuk Jungkook dan dirinya makan nanti, sebelum beranjak ke kamar tidur yang tadi sore sudah dilihatnya.
Beruntung Jungkook mempunyai selera yang tak cukup jauh berbeda dari Lisa, jadi rumah ini tak menimbulkan perdebatan diantara keduanya. Mereka lebih menyukai segala sesuatu yang minimalis dalam warna monokrom.Ia membuka koper miliknya dahulu, dan memindahkan pakaiannya ke dalam lemari. Selanjutnya ia melakukan hal yang sama dengan pakaian milik Jungkook. Bomber hitam yang tersisa membuat Lisa menyunggingkan senyum malu-malunya. Dengan sedikit ragu ia memakai bomber itu dan bercermin setelahnya.
Lisa tersenyum melihat pantulan dirinya dengan perut buncit dan bomber kebesaran milik Jungkook. Pipinya merona memikirkan jika malam ini mereka akan kembali tidur bersama di kamar tidur mereka.
---
Jungkook mengesap kopi arabica miliknya dan kembali memperhatikan lawan bicaranya yang tengah asik bercerita.
"Kalung itu membuat tampilanmu semakin menarik," Katanya di sela-sela pembicaraan sang wanita. Dalam beberapa detik wanita itu terdiam sebelum sebuah tawa berhasil keluar darinya.
"Kalau kau bosan mendengar ceritaku bilang saja," Balas wanita itu setelah tawa renyahnya. Mendengar itu Jungkook tersenyum tipis.
"Tidak juga. Tapi serius, kalung itu terlihat menawan."
"Kalungnya atau leher jenjangku?" Wanita itu bertanya dalam nada yang lebih menggoda.
Jungkook mengendikkan bahunya, "Ntahlah," Jawabnya singkat.
"Baiklah, kembali ke topik utama. Kau yakin dengan pilihanmu?" Dengan santai Jungkook mengangguk.
"Sudah dapat ijin?"
"Sudah, tenang saja."
"Yasudah," Aleah meletakkan sebuah amplop cokelat di meja kayu magoni itu. "Baca dulu dengan baik, jika ada yang kurang tinggal kabari aku. Kau tau harus mencariku dimana Jeon," Lanjutnya lagi.
"Thanks." Jungkook mengambil amplop itu lalu melirik jam tangan miliknya, "Sudah larut, aku akan mengantarkanmu pulang."
Wanita itu tersenyum, lalu bangkit berdiri. Ia menunggu Jungkook dan mengalungkan tangannya di lengan si pria. Keduanya memasuki mobil Jungkook -- yang baru lelaki itu beli -- dan meninggalkan café tempat mereka berbincang.
---
Hal pertama yang Jungkook lihat saat melangkahkan kakinya masuk rumah adalah sosok Lisa yang tertidur di meja makan. Melihat itu ditambah makanan-makanan yang tersedia diatas meja membuat Jungkook merasa bersalah. Dengan hati-hati Jungkook menggendong Lisa agar wanita itu terbangun. Lalu menghantarkan sang kekasih ke kamar tidur keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
XXI (jjk.lmb) ✔
FanfictionUlang tahun yang ke dua puluh satu menjadi moment paling berkesan dalam hidup seorang Lisa. Hari itu, ia dikhianati oleh sahabat dan pacarnya sendiri. Di hari yang sama pula, ia pertama kali bertemu dengan seorang idol Korea papan atas, Jeon Jungkoo...