09

10.2K 1.3K 39
                                    

The best thing comes, in the most unexpected time.
.
.
.

Singkatnya seminggu berlalu, dan Lisa masih sibuk dengan rutinitas harian dengan berangkat kuliah-bekerja paruh waktu-belajar-tidur. Namun yang berbeda dengan hari ini adalah hari ini hari pertamanya bekerja di perusahaan kakek Taeyong, J Magazine.

Mendengar namanya saja Lisa sudah keringat dingin, bayangkan bagaimana sekarang groginya dia saat memasuki bangunan setinggi delapan belas lantai itu. Ditambah lagi dengan banyaknya karyawan yang berlalu lalang dengan pakaian yang sangat... wah. Lisa seperti sedang menghadiri fashion show saja.

Pertama kali masuk kantor resmi seperti ini, pilihan Lisa jatuh pada meja respsionis. Gadis itu berjalan dengan perlahan kesana, namun entah apa yang dipikirkannya sampai bisa tersandung kaki sendiri.

"Aw!" Lisa refleks menutup wajahnya dengan sebelah tangan, akibat suara yang ia timbulkan.

"Kau tak apa?" Seseorang menyentuh lengannya, namun Lisa masih tak berani menoleh. Ia memilih untuk berkali-kali menunduk untuk memberi sinyal bahwa ia tak apa-apa.

"Kau baru disini ya? Aku baru kali ini melihatmu." Sialnya perempuan yang tadi masih belum beranjak dan malah menanyainya.

Dengan perlahan Lisa menyingkirkan tangan dari wajahnya dan menatap perempuan itu. Senyumnya seperti bulan sabit, matanya sebening air pegunungan, dan rahangnya terlihat tegas namun masih memberikan kesan feminime ke wajahnya.

"I-i-iya.." Ucapan Lisa bergetar.

"Aku Kim Jisoo, kau bergetar. Apa sakit? Sini kubantu." Wanita bernama Kim Jisoo itu langsung mengecek lutut Lisa tanpa memberi waktu baginya untuk berpikir.

"Ah- aku tak apa.. hanya sedikit grogi." Lisa merapatkan lututnya dan menggaruk tengkuknya -- grogi.

"Santai saja! Aku tak gigit kok," Lalu tiba-tiba saja wanita ini tertawa. Padahal Lisa merasa tak ada yang lucu. Tapi yasudah demi perkenalan yang baik.

"Hahahahhaa..." Tawa Lisa terdengar sumbang, namun bukannya membuat Jisoo diam, gadis itu malah tertawa semakin kencang.

"Ehm ehm ehem..." Setelah semenit jadi tontonan publik, akhirnya Jisoo berdeham dan disusul Lisa yang kini memasang tampang datarnya.

"Kau di bagian mana? Sudah keterima atau baru wawancara?" Lisa hampir lupa.

"Ah, aku ada dalam divisi editing. Kata temanku aku sudah boleh bekerja." Jisoo mengangguk mendengar penjelasan Lisa, lalu matanya berbinar dan ia memekik.

"Jadi kau pegawai magang yang direkomendasikan Taeyong itu!!" Lisa manggut-manggut heran.

"Ayo ikut aku! Kebetulan kita satu divisi. Ku kenalkan pada yang lain." Dengan cekatan Jisoo membantu Lisa berdiri. Gadis itu pun menarik Lisa langsung menuju lift ke lantai 13 tenpat divisi terakhir dan utama berada.


***

Langkah kakinya mantap menelusuri koridor rumah yang terbilang sangat luas -- tujuh kamar mandi dengan sepuluh ruang tidur sudah menggambarkan betapa luasnya rumah itu, bukan? -- walaupun sudah lama ia tak masuk kesini.

Jungkook dengan kemeja putihnya dan sepatu timberland kesayangannya kini tengah berada di tengah kediaman keluarga besarnya. Jadwal BTS yang masih jauh dari kata sibuk memudahkannya untuk bisa kesana kemari. Dan sudah dari jauh hari ia berencana kesini.

XXI (jjk.lmb) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang