26

6.4K 859 34
                                    

"Sayang, aku pulang!" Jungkook mengernyit saat tak mendengar balasan dari si calon istri. Dilihatnya jam yang terpajang di dinding, dan benda itu menunjukkan pukul 9 malam. Lisa pasti masih terjaga.

Setelah meletakkan sepatunya di rak, Jungkook berjalan mencari Lisa dengan paperbag dior di tangan kanannya. Lelaki itu terdiam saat mendapati Lisa tengah menonton TV dengan snack di tangannya.

"Lisa?" Panggil Jungkook lagi.

"Apaan?" Lisa menjawab tanpa menoleh sedetik pun. Gadis itu kembali memasukan makanan ringannya ke mulut dan sesekali tertawa melihat siaran TV.

"Kamu ga boleh makan snack gitu," Ujar Jungkook seraya mendekati Lisa.
"Biarin sih," Balas Lisa sewot.

Jungkook menggeram rendah. "Kamu tuh bisa ga sih dengerin kata aku? Itu semua juga buat ke-"

Ucapan Jungkook terhenti saat Lisa bangkit berdiri, mematikan TV, dan melenggang pergi dengan makanan ringan miliknya. Baru saja Jungkook hendak memanggilnya lagi, suara pintu kamar yang dibanting keras membuat lelaki itu terdiam.

Jungkook memijat pelipisnya. Ia pikir mungkin Lisa sedang berada dalam masa-masa moodswing, jadi lebih baik ia diam dan membiarkannya.

Lelaki itu menatap paperbag yang ia tenteng. Ia menghela nafas berat sebelum akhirnya memilih untuk meletakkan tas tersebut diatas meja ruang TV. Setelah itu Jungkook mengganti bajunya, dan membuka laptop miliknya untuk meneruskan pekerjaannya yang belum selesai.

Nampaknya hari ini ia akan tidur di sofa.

---

Lisa terbangun di pagi hari akibat rasa mual yang menyerangnya. Dengan terburu-buru gadis itu menuju kamar mandi dan memuntahkan segalanya di toilet, namun tak ada yang keluar. Ia menggeram rendah, kehamilan tidaklah semudah yang ia bayangkan.
Lisa menekan tombol flush, lalu membersihkan mulut dan wajahnya di wastafel. Selesai itu ia mengikat rambutnya, dan berniat untuk membuat sarapan.

Suasana rumah yang sepi menandakan bahwa Jungkook sudah pergi. Entah berangkat kerja atau mengurusi perempuannya itu. Lisa tak peduli, ia sudah lelah menangisi Jeon Jungkook semalaman penuh dan bahkan membuatnya kesulitan untuk tidur.

Namun memang semuanya tak pernah berjalan sesuai rencana. Gadis itu tertegun saat melihat mangkukyang tertata rapi di atas meja makan lengkap dengan panci yang tertutup. Lisa membukanya, dan isinya adalah bubur abalone kesukaannya. Di samping panci ada sebuah memo kecil berwarna ungu lengkap dengan tulisan Jungkook.

Makan yang banyak Nyonya Jeon ♡
Kau perlu banyak tenaga untuk membawa dan menjaga bayi kecil kita.
Aku mencintaimu, Mr. Jeon.

Seketika pertahanannya runtuh. Ia berangsur terduduk dan memegangi tepian meja makan dengan menahan isakannya. Ia merasa bodoh. Ia merasa jahat. Ia merasa linglung.

Siapa yang harus ia percaya? Bambam dan penglihatannya sendiri atau Jungkook?

---

Café bernuansa kayu pinus itu tak terlalu ramai pada jam-jam kerja seperti ini. Itu membuat Bambam selaku pemiliknya bisa bersantai-santai di salah satu meja dengan laptopnya. Lelaki itu baru saja ingin menguap saat didapatinya sosok sahabatnya datang dengan tatapan mematikan.

"Hai... Lis," Sapanya ragu. Benar saja, Lisa langsung menelungkulkan kepalanya diatas meja dan mulai merengek.

Bambam memilih diam dan mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan puncak kepala Lisa. Mendapat perlakuan seperti itu, Lisa jadi tak bisa menahan tangisnya.

XXI (jjk.lmb) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang