10

10.4K 1.4K 123
                                    

Pandangan Jungkook tak kunjung lepas dari Lisa yang tertidur di ranjang king size miliknya. Setengah badan wanita itu tertutupi oleh selimut tebal warna hitam yang merupakan warna kesukaan Jungkook, dan keningnya tertempel kompresan yang Jungkook sempatkan beli di perjalanan tadi.

Lelaki yang sedari tadi menduduki sofa beludru k.ini mendekati ranjangnya dan mendudukan dirinya tepat di sebelah Lisa. Ia menggenggam tangan Lisa dan mengusap pelan punggung tangan gadis itu dalam suatu pergerakan yang menenangkan.

Sudah hampir tengah malam, namun Lisa masih belum terbangun. Hal itu membuat Jungkook semakin khawatir. Niatnya yang hanya ingin mengikuti Lisa pulang untuk memastikan apabila gadis itu baik-baik saja, malah kini berbelok menjadi membawa wanita itu ke apartemennya. Secara spesifik ke ranjangnya ㅡ sesuai dengan keinginan Jungkook namun dalam konteks yang berbeda.

Perlahan Jungkook menidurkan dirinya di samping Lisa ㅡ pergerakannya benar-benar minim agar Lisa tak terganggu. Lelaki itu menghadap Lisa sebelum akhirnya tersenyum tatkala penciumannya menangkap harum yang selama ini ia rindukan.

Penantiannya selama satu minggu membuahkan hasil. Ia bisa kembali menghabiskan waktunya dengan Lisa.

***

"Ng..." Lisa mengerjap beberapa kali sebelum kedua netranya membuka. Keningnya refleks mengkerut begitu ia sadar bahwa ruangan ini bukan kamar tidurnya.

Gadis itu hampir saja ingin bangun jika ia tidak mendengar dengkuran halus dari sampingnya. Menyadari kehadiran manusia lain di sebelahnya membuat Lisa menahan nafasnya, terkejut.

Ia dengan hati-hati menoleh ke sampingnya, dan mendapatkan presensi laki-laki yang tidak terlalu asing baginya. Kening Lisa berkerut.

Jungkook?

Lisa terdiam cukup lama, ia bingung dengan apa yang haru dilakukannya. Haruskah ia menunggu Jungkook sampai lelaki itu bangun? Atau kabur lagi?

Gadis itu menoleh pada jendela besar di samping kanannya. Langit yang gelap menandakan mungkin saja sekarang masih subuh, tak mungkin ia bisa pulang ke rumah subuh-subuh begini.

Tak mau pusing Lisa perlahan bangkit dari ranjang itu -- setelah sebelumnya dengan hati-hati memindahkan tangan Jungkook ke atas guling -- dan berjalan keluar kamar. Kepalanya sibuk berganti-ganti arah dan netranya sibuk untuk memperhatikan setiap sudut ruangan dalam gelap. Tujuannya hanya satu, dapur.

Ia ingin membuat sarapan untuk Jungkook. Jangan tanya mengapa, Lisa hanya ingin. Dan siapa tau Jungkook telah menolongnya kemarin.

Lisa membuka pintu kanan dari kulkas dua pintu itu, dan tanpa ia duga hanya ada telur dan kimchi disana. Apa yang kau harapkan dari seorang lelaki yang hidup sendiri, Lis? Rutuknya dalam hati.

Pilihannya jatuh pada omurice, omelete khas Jepang yang membungkus nasi goreng penuh saus tomat itu. Ia hanya berharap Jungkook akan suka.

Lisa mengecek beberapa lemari yang ada di dalam dapur penuh keramik serba hitam itu untuk mencari-cari dimana letak beras. Beruntung ia menemukannya di salah satu lemari yang berada di sebelah kaki kirinya sebelum ia sempat menyerah. Beras yang ditaruh di dalam wadah anti bocor itu terlihat sudah cukup lama, tapi Lisa yakin masih layak dimakan. Gadis itu lalu mencucinya di dalam sebuah baskom dan memasukannya di dalam mesin penanak nasi.

Sambil menunggu nasi matang, Lisa memilih untuk kembali ke kamar tadi. Jungkook masih terlelap dengan mata yang sangat cekung, tanda bahwa ia sangat lelap. Dicarinya ponsel hitam miliknya dan ditutupnya jendela kamar agar Jungkook tidak silau. Ia kembali ke dapur sambil mengecek ponselnya, dan sebuah senyum mengembang begitu melihat notifikasinya penuh dengan pesan dan telepon masuk dari Mingyu yang tak terjawab.

XXI (jjk.lmb) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang