06

12.5K 1.5K 56
                                    

"Arghhhh!!!!" Lisa menjerit. Sudah tak terhitung berapa kali ia menjerit semenjak ia tersadar dari hangover-nya. Ia bahkan tak memperdulikan jika pengedap suara di kamar ini mampu meredam suaranya atau tidak.

"Jeon Jungkook sialaan!" Gadis itu terus-terusan membanting-banting tubuhnya ke kasur dan sesekali memutar-mutar tubuhnya ke kanan dan kiri dengab pekikkan tertaghannya.

Namun tak lama, bdannya membeku dan manik matanya membulat dengan sempurna. Ia teringat akan seseorang yang dengan kurang ajarnya membawanya ke club kemarin malam. Buru-buru ia mencari ponselnya, yang mungkin saja kemarin terbanting entah dimana.

Jemarinya kini sibuk bermain diatas layar kaca untuk mencari-cari kontak yang dicari. Lisa langsung men-dial nomor tersebut dan mendekatkan ponselnya pada telinga miliknya. Jari telunjuknya yang tak teroles kutek kini sudah berada di dalam mulutnya -- digigiti.

"An--"

"YAH KIM MINGYU!" Lisa tau pasti jika lelaki di sebrang sana tengah menjauhkan ponselnya dari telinga. Tapi peduli setan!

"Wae wae?"

"Wa we wa we, kau meninggalkanku begitu saja dan kau bertanya kenapa?!" Ia berkacak pinggang. Postur tubuhnya kini persis seperti ibu-ibu yang tengah memarahi anaknya, padahal semua juga tau Mingyu tidak akan melihat itu semua.

"Hah? Kau kan yang menyuruhku pergi semalam?"

"Hah?" Lisa bahkan ikutan melongo.

"Iya, kau mengirimiku pesan agar tidak menunggumu."

Lisa menggunakan tangannya yang bebas untuk memijit pelipisnya, sebisa mungkin ia mengatur nafasnya agar emosinya tidak meledak. "Kau bisa jemput aku?"

"Tentu, kau dimana sekarang?"

Bodoh. Lisa merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya meminta Mingyu untuk menjemputnya. Di negara ini memang hal seperti yang ia alami semalam bukan merupakan taboo, tapi tetap saja bagaimana bisa ia berkata 'Oh, tadi malam aku habis disetubuhi oleh lelaki bernama Jeon Jungkook' kepada Mingyu?!

"Hm... itu...," Lisa mengedarkan pandangannya keluar jendela hotel, dan senyumnya mengembang begitu melihat restoran cepat saji yang familier baginya. "Subway..."

"Subway?" Mingyu mengikuti cara berbicaranya dengan baik.

Bodoh, Lalisa kau benar-benar bodoh. Ini dimana sih?!

"Aku tak tau daerah apa ini..." Lirihnya pada lelaki yang berada di seberang sana.

"Nyalakan saja GPS-mu, aku akan kesana sekarang," Lisa mengangguk-angguk haru. Astaga untung saja lelaki ini jauh lebih waras dariku.

"Baiklah," Ucapnya cepat.

Tanpa mau membuang-buang waktu lagi ia segera mengambil segala barang miliknya termasuk coat cokelat yang kemaren ia pakai. Untung saja lelaki Jeon itu tidak mengunci kamar ini dari luar, jadi tanpa pamit dan hanya meninggalkan pakaian bekasnya yang sudah tertumpuk rapi, Lisa langsung berlari menuju restoran yang terkenal dengan sandwich dan burgernya itu -- Subway.

***


Bangunan tingkat dua yang bercat putih susu dengan plakat 'Royal Pet' sudah sangat dihapal pemuda itu. Sudah hampir setiap hari Mingyu akan mengunjungi toko ini -- tempat gadis pujaannya bekerja. Entah apa saja yang ia beli, dari yang paling penting sampai yang tidak penting. Bahkan kehadirannya tiap hari membuat para pelayan di toko sudah sangat hapal dengan dirinya.

XXI (jjk.lmb) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang