Lisa mentautkan alisnya begitu melihat chatroom-nya dengan Minyu. Pesannya tadi pagi sudah dibaca lelaki itu, namun tak ada balasan apapun yang Lisa dapat.
Untuk seorang Mingyu yang biasanya sangat cerewet padanya, hal ini sangat ganjal.
Gadis itu kemudian menerka-nerka segala kemungkinan yang terjadi pada sahabatnya itu, sampai akhirnya ia teringat sesuatu.
Apa dia marah karena semalem ya?
Jujur saja Lisa sendiri merasa bersalah karena telah meninggalkan dan menolak ajakannya yang notabene telah jauh-jauh menjemputnya. Well, sebenarnya Lisa sendiri tidak tahu Mingyu tinggal dimana, namun tetap saja lelaki itu sudah mau menjemputnya malam-malam begitu kan sudah luar biasa.
Di tengah pemikirannya, Lisa mendadak teringat akan jadwal kantornya. Tanpa berpikir panjang lebar lagi gadis itu langsung memasuki salah satu bilik di kamar mandi wanita dan mengganti pakaiannya dengan dress hitam yang diberikan Jungkook padanya tadi pagi.
Salah satu keuntungan baginya sebagai karyawan di kantor majalah adalah pakaian yang dibebaskan kantor asal masih dalam konteks sopan. Dan Lisa rasa Jungkook mengetahui hal ini -- terbukti pada panjangnya dress yang ia berikan.
.
.
.
.
"Kook?" Jungkook yang tengah sibuk dengan ponselnya kini menoleh pada Suga yang memanggilnya.
"Wae hyung?" Suga mendekat dan mengambil duduk di sebelah Jungkook. Para member BTS kali ini tengah memanjakan dirinya di dorm milik mereka.
"Kau tau tempat jualan milo cube itu?" Jungkook menaikan sebelah alisnya.
"Kau mau membelinya?" Jungkook memberanikan diri bertanya and to his surprise Suga mengangguk.
"Serius?!" Pekikan Jungkook membuat Suga memutar bola matanya malas.
"Tau atau tidak?"
"Hehehe tau tau, di lotte ada jual," Ucapnya dengan polos. Dan benar saja detik berikutnya ia mendapat pukulan di kepala yang keras.
"Kau gila?! Masa iya aku beli sebungkus saja di lotte. Tempat itu terlalu ramai, Jeon Jungkook."
"Yaampun hyung, kau kan bisa menyamar. Lagi pula fans kita tidak sefanatik itu."
"Ck. Bagaimana kalau kau yang beli?" Jungkook baru mau memprotes saat sebuah ide cemerlang terlintas di kepalanya.
"Baiklah! Mana uangnya?" Lelaki Jeon itu lalu menengadahkan tangannya di depan Suga -- menunggu lelaki itu memberinya uang.
"Satu bungkus saja, okay? Kembalikan sisanya," Suga memperingatinya dengan baik.
Jungkook mengangguk sebelum akhirnya mencebik. "Astaga, pelit sekali sih."
"Ngomong-ngomong, Kook.." Jungkook yang tadinya hendak mengecek ponselnya terpaksa kembali menoleh pada Suga.
"Apa?"
"Kau masih mencintai Eunha?"
Keduanya terdiam cukup lama -- saling menatap. Sebelum akhirnya sebuah senyum terukir di wajah Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
XXI (jjk.lmb) ✔
Fiksi PenggemarUlang tahun yang ke dua puluh satu menjadi moment paling berkesan dalam hidup seorang Lisa. Hari itu, ia dikhianati oleh sahabat dan pacarnya sendiri. Di hari yang sama pula, ia pertama kali bertemu dengan seorang idol Korea papan atas, Jeon Jungkoo...