24

7.2K 882 26
                                    

Tepatnya 2 minggu setelah konferensi pers digelar, hari keberangkatan Lisa dan Jungkook ke Amerika pun tiba. Sedikit melenceng dari pekiraan, ternyata surat-surat yang dibutuhkan keduanya untuk menetap di negeri Paman Sam itu cukup rumit untuk di dapatkan -- terlebih surat ijin dokter untuk Lisa yang tengah hamil.

Dengan kacamata hitam dan timberland boots, keduanya menuruni van yang mengantar mereka ke bandara Incheon. Angin subuh yang hendak menerpa kulit mulus si wanita terhalang oleh cardigan denim yang ia kenakan, namun Jungkook masih bersikeras merangkul Lisa -- takut-takut jika calon ibu dari anaknya itu kedinginan.

"Kopernya?" Pertanyaan yang keluar dari bibir ramum Lisa membuat Jungkook menoleh.

"Jungnam hyung yang akan membawakannya, kau tak perlu khawatir." Dengan itu si pemuda Jeon merangkul Lisa masuk ke dalam gedung terminal bandara.

Begitu pintu otomatis itu membuka, bunyi kamera serentak memenuhi pendengaran keduanya. Walaupun tertutup kaca mata hitam, Jungkook bisa melihat bagaimana kagetnya Lisa. Yang tak ia perkirakan adalah gadis itu melambaikan tangannya sambil tersenyum riang pada setiap fansite yang mengabadikan moment keduanya -- bahkan wanita itu kini tengah sibuk menarik Jungkook untuk ikut berpose bersamanya.

Wanita hamil memang tidak bisa diduga. Pikir Jungkook.

Setelah 5 menit berlalu, dengan terpaksa Jungkook harus menarik Lisa agar segera masuk ke ruang check-in. Bagaimana pun jika berlama-lama disana, kerumunan manusia akan membesar dan akses jalan keduanya akan terganggu.

Pertama hemat waktu, kedua Lisa akan merasa lelah nantinya.

"Aku tak percaya mereka rela datang sesubuh ini ke bandara," Ujar Lisa masih dengan senyuman riangnya saat keduanya berjalan menuju ruang tunggu yang sudah diberitahukan petugas.

"Aku juga kaget," Ujar Jungkook. Tangan pemuda itu tak sekali pun melepaskan genggamannya dari milik sang calon istri. "Tapi setidaknya foto kita bersama akan semakin banyak beredar," Lanjutnya.

"Ahh tapi pipiku terlihat sangat besar. " Lisa mendumel saat tak sengaja melihat pantulan wajahnya di kaca.

"Dan itu terlihat sangat menggemaskan. Kau tak tau seberapa besarnya keinginanku untuk memakanmu," Ucapnya dengan nada menggoda.

"Yah byuntae!" Pekik Lisa yang langsung menjadi sorotan orang-orang yang tengah asik duduk. Seketika pipinya bersemu merah.

"Tapi kau suka kan?" Jungkook menurunkan kacamatanya dan mengedipkan mata kanannya sebelum mendapat pukulan keras dari si ibu hamil. "Ouch! Iya iya maaf sayang."

Deg. Lisa terdiam. Ia menatap lurus pemuda yang ada di hadapannya dengan ekspresi kosongnya. Baru kali ini Jungkook memanggilnya begitu, dan baru kali ini juga Lisa tersadar bahwa banyak sekali hal yang belum mereka lakukan berdua.

"Ada apa?" Suara rendah Jungkook yang menyiratkan ke-khawatiran dan juga wajahnya yang begitu dekat dari Lisa membuat wanita itu mengerjap lalu menggeleng pelan.

"Ayo cari tempat duduk," Ujarnya asal.

***

Pandangan Jungkook tak sekali pun beranjak dari sosok wanita di hadapannya. Lengkap dengan selimut dan bantal yang disediakan perusahaan penerbangan sebagai fasilitas dari bussiness class, wanitanya itu terlelap dengan wajah damai yang tak hentinya membuat perasaan tenang melingkupi diri Jungkook.

Rasa khawatirnya akan keadaan Lisa membuat Jungkook tak bisa terlelap -- bahkan rasa kantuk tak berani menghampirinya.

Lelaki itu memandangi hamparan awan yang terlihat dari jendelanya. Langit di daerah sini sangat cerah. Hal itu bertolak belakang dengan waktu yang ditunjukkan oleh jam yang melingkar di lengan kiri Jungkook. 16.45

XXI (jjk.lmb) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang