"NGAPAIN lo, nganterin gue?" hardik Angela galak.
"Biar lo minta maaf. Cepet, naik!" balasnya penuh persahabatan.
Angela mendengus, sebentar lagi hujan. Mau tak mau, ia menaiki motor itu.
"Gue ikut. Tapi, jangan macem-macem ya lo," ancam Angela pelan.
"Itu mah, elo yang mau." ejek Ethan, "Gue jalan ya," ucap Ethan sebelum meluncur ke jalan raya.
Selama perjalanan, Angela memutuskan untuk diam, dengan berbagai pertanyaan yang berputar di kepalanya namum berinti satu—mengapa Ethan bisa menjadi baik?
"Cat ungu," tunjuk Angela, setelah memasuki perumahan rumahnya.
Motor Ethan melambat dan kemudian berhenti di depan pagar cokelat rumah Angela. Dengan sigap, gadis itu melompat turun dari motor itu.
"Trims, ya."
Ethan hanya membalas tersenyum melihat gadis yang masih sibuk membuka helm.
"Dek! Siapa tuh?" seru Axel dari teras rumah.
"Ethan Clayton." balas Angela pelan, sambil menatap pasrah Ethan, seperti berkata 'kakak gue'.
Kakak kesayangannya yang sebelas dua belas dengan dirinya. Bawel, dan juga cerewet.
"Anak basket, Axel?" sapa Ethan ramah—disambut anggukan Axel.
"Selera lo bagus juga dek," ucap Axel setelah adiknya selesai melepas helm.
Angela mengulurkan helm tersebut kepada Ethan, kemudian mengucapkan terima kasih sekali lagi sebelum cowok itu pergi.
"Gak mau minta maaf?" tanya Ethan sambil bersiap ngegas motornya.
"Gak,"
"Padahal gue nganter biar lo minta maaf,"
"Maafin gue ya, Ethan."
"Lo kira segampang itu, gue maafin?" balas Ethan.
"Mau lo apa sih?!" ketus Angela kesal.
"Besok aja. Dadah," ucap Ethan sambil melambaikan tangannya, kemudian melajukan motornya.
Angela mendengus melihat cowok itu, kemudian segera masuk ke dalam rumahnya, tanpa memedulikan kakaknya yang terus mengejeknya.
Gadis itu mengganti bajunya dengan baju santai, kemudian menghempaskan dirinya ke atas sofa empuk rumahnya.
Tangan kanannya meraih ponsel, sambil membuka-buka akun instagram yang berisikan foto-foto makanan lezat.
Karena baginya, makan adalah salah satu hobinya. Perempuan bertubuh langsing ini juga tidak mengenal kata 'diet'—karena tubuhnya yang sudah langsing dan tidak bisa gendut. Maka dipikirannya hanya ada tiga hal, makan, makan, dan makan,
Matanya terbelalak lebar saat melihat hasil mozzarella cheese yang tampak lezat, membuat perutnya keroncongan.
Matanya kembali menyipit ketika melihat sebuah pesan yang menggangu aktivitas menonton makanannya,
[Carly]
Angela
?
Jalan kuy
Ke?
Kafe deket factory outlet
Ngapain?
Nongki aja
Kapan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen FictionSequel: NACH SIEBEN JAHREN [ON GOING] #275 TEEN FICTION [25/12/17] Part lengkap semua, follow dulu baru baca. Jangan lupa vote atau komen. * * * Angela Kaistal, gadis yang menghabiskan kelas sepuluhnya menont...