"JANGAN gitu. Nanti malah bekas," ucapnya dingin.
Jantung Angela berdebar setiap kali ia mendengar ucapan sedingin itu. Ia tak mengerti mengapa, namun pastinya jantungnya selalu berdebar kencang.
"Ini, udah mau hilang kok," tepisnya ceria.
"Ayo, di lap pake air ngalir deket kran basket sana. Daripada bekas, gimana?" ucap Ethan dengan suaranya yang mulai menghangat.
Angela hanya menuruti Ethan, berjalan di sampingnya. Satu hal yang mengganjal, tangan milik Ethan terus menggengam erat tangan Angela.
Ditambah berjalan berdua, membuat anak-anak malah mempertontonkan mereka berdua.
Jadi ini, ceweknya Ethan?
Selama ini, Ethan nolak Ellen demi dia?
Cih, perasaan bagusan Ellen deh daripada dia.
Ethan sama Angela?!
Gua kira Ethan homo.
Beruntung banget sih tuh cewek dapetin Ethan!
PDA banget dah.
Di sekolah, malah jalan berdua sambil gandengan.
Telinga Angela memanas mendengar komentar pedas dari siswa-siswi yang sibuk berbisik-bisik. Entah tentang hal baik, ataupun hal buruk tentang dirinya. Itu membuat emosinya tersulut.
"Lepas!" seru Angela gusar, menarik tangannya dari dalam genggaman Ethan, kemudian berjalan dengan langkah cepat.
Ethan menaikkan satu alisnya, menatap Angela bingung. Tentu, ia mempercepat langkagnya, mengejar Angela. "Kenapa?" tanyanya polos.
Loh, kok tangannya dilepas?
Kok Angela lepasin tangannya kasar banget sih?
Mereka berantem?
Eh, kenapa tuh?
Kok lepas?
Putus?
Marah?
Bagus lah, gak cocok juga si Angela sama Ethan.
Iya, cocokan sama Ellen.
Sukurin, PDA!
Kayaknya si Angela centil banget.
Iya, ngambekkan.
Mentang-mentang udah dapet Ethan, jadi sok.
Berasa ratu.
Angela tidak tega menatap wajah Ethan yang polos juga kebingungan, namun rasa kesal di hatinya akibat omongan siswa-siswi lain jauh menang.
Tidak, Angela bukanlah tipikal perempuan yang—"Ih, ga peka banget. Masa dia ga tau gue kenapa."—melainkan perempuan yang lebih suka menatap sisi lain seperti kelucuan muka Ethan tadi.
"Lepas! Gue mau bersihin rok gue! dan gue bisa sendiri!" tukas Angela sewot.
Ethan hanya menatap gadis yang menjauhinya, tanpa menyusulnya. Hati kecilnya berkata pelan:
Dia sama kayak lo, Sheila.
* * *
SEORANG gadis berjalan di lorong sekolah dengan kedua tangan dilipat di depan dada, beserta mimik wajahnya yang menunjukkan gadis itu kesal.
Ia mengeratkan tas yang berada dipunggungnya, kemudian mempercepat langkah pulang. Ia tak tahan melihat siswa-siswi lainnya yang menatapnya sinis sambil berbisik,
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen FictionSequel: NACH SIEBEN JAHREN [ON GOING] #275 TEEN FICTION [25/12/17] Part lengkap semua, follow dulu baru baca. Jangan lupa vote atau komen. * * * Angela Kaistal, gadis yang menghabiskan kelas sepuluhnya menont...