"AKHIRNYA Ethan pulang,"
Angela dan ketiga sahabatnya langsung bersandar di sofa ruang tamu.
"Gue saranin sih, lo temenan biasa aja sama Ethan," saran Raisa. "Kalo gak, kitanya malah jadi ribet, La."
Angela menggelengkan kepalanya, "Kalian kan tau apa yang terjadi sama gue. Gue trauma," ringisnya.
"Cobalah," ujar Vian.
"Lagipula, itu kan karena kalian pacaran. Kalau kalian temenan, boleh kan?"
"Gue gak berani," ucap Angela. "Pasti di mata Ellen, kita pacaran atau apa."
"Lo sayang kan sama Ethan?"
"Ellen itu cewek terlalu protektif dan tukang bully. Sumpah, gue gak berani lagi, gue takut beneran," ucap Angela lirih. "Jujur, gue pengen balik sama Ethan, tapi gimana lagi?"
"Ya udah, terserah lo aja. Kita sih doain yang terbaik buat lo," ucap Vian akhirnya.
* * *
ANGELA berjalan keluar kamar dengan senyuman lebar karena hari ini hari Minggu—libur. Mata gadis itu membulat menatap sebuah boks pizza yang sedang duduk manis di atas meja makannya. Senyumnya melebar.
"Axel, lo pesen pizza ya?" teriak Angela di depan kamar kakaknya.
Ia menyadari bahwa kakak laki-lakinya itu masih tertidur pulas—ia pun memutuskan untuk memakan pizza itu di teras, sambil menikmati sinar matahari pagi.
Ia menatap suatu barang yang tergantung di pagarnya, kemudian mengambilnya dengan tatapan bingung.
Sebuah kantong plastik bening berisi sekotak martabak tergantung di atas pagar. Gadis itu menyeringai lebar, membawa masuk sekotak martabak itu dan dengan cepat membukanya.
"Kertas?" serunya bingung.
Angela, ke taman kompleks perumahan lo ya, jam 11.
Angela mengernyitkan dahinya, siapa pengirimnya? Ia menatap dinding rumahnya. Jam sepuluh lewat empat puluh menit! Dengan sigap, ia segera mempersiapkan dirinya—dan berlari ke taman.
Mata Angela menyipit, menatap sekitar lingkungan taman yang tampak tak ada orang. Hati kecilnya mulai khawatir—apakah ini adalah sebuah perangkap baginya? Apakah seseorang berencana untuk menculiknya?
"Halo," sebuah sapaan dari belakang membuat Angela kaget.
Dekat cepat, Angela memberikan jurus tendangan taekwondo ke perut orang itu.
"Tolong!" teriaknya langsung.
Orang itu merangkul Angela dari belakang, dan membekap mulutnya.
"Diem, dong! Gue ga mau nyulik lo! Liat dulu gue siapa?!" tegur orang itu.
Angela menolehkan kepalanya, melihat wajah Ethan yang hanya terpaut sepuluh sentimeter darinya. Membuat hatinya berdegup kencang.
"Lo? Gue balik dulu ya," ucapnya sambil buru-buru berlari ke rumahnya.
Ethan langsung menangkap tangan Angela, membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
"Ka.. kalo mau ngomong ke rumah gua aja. Takutnya nanti ada yang liat kita," ucap Angela gugup.
Ethan mengganguk, berjalan bergandengan menuju rumah Angela.
* * *
LIMA belas menit sudah Angela dan Ethan saling duduk berhadapan dan bertatapan di meja makan Angela, dan tak satu pun dari mereka angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen FictionSequel: NACH SIEBEN JAHREN [ON GOING] #275 TEEN FICTION [25/12/17] Part lengkap semua, follow dulu baru baca. Jangan lupa vote atau komen. * * * Angela Kaistal, gadis yang menghabiskan kelas sepuluhnya menont...