DENGAN blender di genggeman tangan kanannya, Angela menaruh barang-barang yang akan ia jual untuk bazaar sekolah nanti di atas meja makan.
Khusus untuk hari class meeting, para siswa-siswi datang ke sekolah pukul sepuluh pagi hingga lima sore.
Hari ini, Angela juga bertugas untuk menjual smoothie di stan bazaar, untuk penambahan jumlah uang kas kelasnya.
"Mama, bawain ke mobil ya?" pinta Angela sambil menghitung-hitung bahan smoothienya.
Mamanya mengganguk, kemudian membawa blender dan tas berisi bahan-bahan smoothie ke dalam bagasi mobil hitam miliknya.
"Udah kan, Ma? Ayo, berangkat aja," ajak Angela sambil duduk manis di kursi penumpang mobil Mamanya.
"Iya. Itu blender Mama kamu jaga baik-baik ya, bawa pulang dengan keadaan utuh," pesan Mamanya sambil mulai menancapkan pedal gas.
"Iya Ma. Lagian kan, blendernya bukan merek tupperware." sangkal Angela sambil bercanda.
"Iya deh, anak Mama. Semoga bazaarnya berhasil, dan semoga kakakmu menang lomba basket ya," ucap Mama sambil membelai rambut putrinya halus.
Angela mengganguk senang mendapat dukungan dari ibunya. Ngomong-ngomong tentang kakak, Angela refleks menoleh ke jok belakang yang kosong.
"Mama, kakak ketinggalan!" jeritnya panik.
* * *
ALHASIL, Angela terlambat datang ke sekolah karena putar balik menuju rumahnya menjemput kakaknya yang ternyata masih asyik menyemir sepatunya.
Mau tak mau, Angela bekerja kilat, buru-buru merapihkan stan bazaar secepat mungkin berhubung ia sudah terlambat setengah jam. Untungnya, dengan bantuan para sahabatnya, ia mampu bersiap-siap dengan waktu lima belas menit.
Ia duduk di balik stan bazaarnya yang menjual berbagai macam smoothie buah, berteriak mempromosikan barang dagangannya.
"Hari ini rame banget bazaarnya, panas lagi," keluh Carly sambil mengipas-ngipas di samping Angela.
"Pasti lah. Smoothie sehaaat!" serunya lantang.
Dengan senyum hangat, seorang siswa datang menghampiri stan tersebut, dengan sapaan yang menyenangkan.
"Halo," sapanya. "Pesan strawberry smoothie satu, ya?"
Angela mengganguk manis kepada seorang siswa yang tampak dibaluti oleh hoodie hitam. "Oke, Vian. Ditunggu ya," senyumnya.
Ketiga perempuan penjaga stan—Angela, Carly dan Trissa pun sibuk bekerja, dari memotong kecil-kecil buah, lalu mengukur takaran susu, dan pekerjaan sebagainya.
Brzzzzzzzz
Bunyi putaran blender ikut meramaikan suasana sekolah siang hari itu, dan berhasil menyajikan segelas strawberry smoothie yang lezat.
"Dua puluh lima ribu, ya? Nih, kuponnya," ucap Vian sambil menyerahkan kupon belanja khusus stan bazaar.
"Thanks," senyum Angela tulus sambil menatap Vian yang berlalu.
Cieeee!
Goda Carly sambil menyudutkan Angela ke ujung kursi. "Seneng, ya?" goda Carly iseng.
Angela hanya tersenyum, tanpa membalas godaan sahabatnya.
"Gue tinggal dulu deh, ke toilet. Biar lo bisa asyik kasmarannya," tawa Carly sambil berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen FictionSequel: NACH SIEBEN JAHREN [ON GOING] #275 TEEN FICTION [25/12/17] Part lengkap semua, follow dulu baru baca. Jangan lupa vote atau komen. * * * Angela Kaistal, gadis yang menghabiskan kelas sepuluhnya menont...