40-Tahun Baru

7.1K 230 24
                                    

Ethan menatap jam dinding yang tergantung di kamarnya. Jarum jam itu menunjukkan pukul 23.45.

Angka yang menarik, pikirnya.

Waktu sudah hampir tengah malam, dan Ethan hanya berbaring di atas kasur sambil menonton video-video lucu dari youtube.

Dirinya tersenyum tipis mengingat hari ini tanggal 31 Desember 2018, yang artinya lima belas menit lagi adalah pergantian tahun baru, menjadi tahun 2019.

Tok! Tok!

"Siapa?"

"Bi Tere!" balas orang dari luar pintu. "Dek, mama suruh den Ethan naik ke rooftop buat barberque bareng keluarga!"

DEG!

Jantung Ethan terasa berhenti sesaat. Barberque. Otaknya mengenang kejadian persis setahun yang lalu, pukul 23.45, tanggal 31 Desember 2017, di rooftop rumah Ethan.

[flashback on]

"Mana, sate udangnya?" tanya Raisa sambil mengipasi sate ayam yang ia bakar.

Ethan mengambil dua puluh tusuk sate udang yang habis ia susun, kemudian memberikannya kepada Raisa. Tugasnya selesai. Ia menatap sekitar.

"Ngapain?" tanyanya gusar sambil mendekati sahabat dan pacarnya, Zevano dan Angela yang tampak sibuk berdua.

"Nikung." jawab Zevano polos, sambil melakukan pekerjaannya.

"Eh!" ucap Ethan kesal sambil menarik kerah baju Zevano.

"Canda, canda. Sans dong bro," tawa Zevano, kemudian melepas tangan Ethan dari kerah bajunya.

Ethan mendengus kesal, "Kalian ngapain?"

"Kita... ehm... ngapain ya?" tanya Angela polos, menatap Zevano.

Sialan!

Omongan Angela sukses membuat hati Ethan panas membara, cemburu.

"Dia bantu gue potong semangka buat es buah," jawab Zevano.

"Bantuin gue aja nusuk udang!" pinta Ethan.

"Gak!" tolak Angela mentah-mentah. "Lo jahat, nusuk hewan gak berdosa."

Hati Ethan panas mendengar perkataan Angela. Terlebih tadi melihat Angela dan Zevano bekerja sama.

"Ya udah, Zev, tukeran kerjaan sama gue, oke?" perintah Ethan disambut amggukan sahabatnya.

"Yang udah ada yang punya mah so sweet ya!" sindir Raisa dari kejauhan.

"Apa dayaku yang jomblo mas," timpal Carly.

Angela mendengus kecil, kemudian tertawa. "Ayo semua... udah jadi nih makanannya," ujarnya.

Kelima sahabat itu pun duduk di atas gazebo yang ada, mengumpulkan makanan yang habis mereka masak. Sate ayam, sate udang, es buah semangka, sosis dan jagung bakar.

"Kuy dimakan, buatan gue paling enak lah!" senyum Raisa pede.

DER! DER! DUAR!

00.00

Kembang api berwarna-warni mulai meledak di atas langit, membuat bising yang tak terkira. Angela menyandarkan dirinya di bahu Ethan, sambil mendongak ke atas menatap langit.

"Woi gue jomblo, bisa gak, gak kaya gitu," tegur Carly cemberut.

Ethan tertawa, "Sini, di bahu kiri gue," candanya.

"Eh, ga boleh, Ethan cuma milik gue seorang!" tolak Angela posesif.

Ethan tertawa, kemudian mengacak rambut Angela.

"Eits, ayo pasang kembang api!"

Zevano membakar ujung kembang api, kemudian berlari kembali ke gazebo.

Tiga puluh detik kemudian...
DUAR!

JDER!

DERRR!

Kembang api berwarna-warni dan berbagai bentuk meledak di langit.

Ethan menggengam erat tangan Angela, menatap langit.

"I love you, gue gak bakal lupain ini..." bisiknya.

[flashback off]

"Den?" panggil bi Tere, membuyarkan lamunan Ethan.

Ethan tersadar, kemudian menjawab, "Iya, Bi."

Ethan mengambil jaketnya, berhubung cuaca tengah malam sangat dingin. Ia tersenyum menatap dirinya sendiri. Ia menyadari sesuatu.

Suatu hal yang sudah berlalu, biarkanlah ia berlalu bagaikan sungai yang mengalir. Jika kalian tahan, akan menyebabkan bencana lainnya, seperti kebanjiran. Simpanlah memori mengenai hal itu baik-baik di otak, jadikan sebuah kenangan indah.

Ethan mengerti, bahwa Angela mungkin sudah berlalu dari hidupnya. Jika ia terus-menerus menggangap Angela masih ada di sini, hal itu hanya akan menyebabkan rasa sakit di hati Ethan. Angela, akan selalu ia ingat, ia jadikan kenangan terindah bagi dirinya.

* * *

Halo!

Inilah bab bonus yang pertama, dan edisi khusus tahun baru.

Terima kasih sudah membaca:)

Vote dan comment!

Jangan lupa baca sequelnya ya:
'Nach Sieben Jahren'

See you in the next episode!

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang