ANGELA menatap dirinya yang tengah memakai kaus merah muda dan celana jogger di cermin. Tangannya meraih sisir, dan menyisir rambutnya yang sudah hampir kering.
Setelah itu, ia keluar dari kamar mandi tamu dan menuju kamar tamu. Matanya melihat sisi-sisi ruangan yang terlihat sangatlah mewah.
Tembok berlapis wallpaper dan cat berkualitas terbaik dan termahal, lantai terbuat dari batu granit yang susah dicari, furnitur serba mahal dan mewah.
Angela membaringkan dirinya di atas kasur yang seempuk bulu angsa tersebut, sambil menatap langit-langit kamar, "Gue gak tau Ethan punya rumah semewah ini," ucapnya pada dirinya sendiri. Kedua kelopak mata Angela menutup. Gadis ini menikmati kamar bak kamar hotel bintang lima ini.
"Astaga, Ethan pasti nunggu di luar!" seru Angela pada dirinya sendiri. Kemudian, ia melangkah menuju pintu, dan membuka pintu kamar tersebut. Benar saja, Ethan sudah berdiri menyandar di tembok, dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
"Udah, puas?" tanya Ethan, dibalas cengiran Angela.
"Ayo, makan." ajak Ethan sambil menuruni tangga dan duduk di salah satu kursi di ruang makan, dibuntuti oleh Angela.
Pembantu Ethan—Bi Erti dan Bi Tere segera menyajikan dua buah piring Tenderloin Steak, tepat di depan mereka. Angela menatap takjub—makanan yang disajikan di rumah Ethan semewah ini.
"Makan yang banyak, ya! Biar lo makin chubby," seru Ethan sambil menjepit kedua pipi Angela dengan tangannya. Angela cemberut menyadari pipinya yang dijepit.
"Bercanda, gue suka lo apa adanya," senyum Ethan sambil melepas jepitannya. Pipi Angela memerah mendengar ucapan Ethan. Perlahan, ia mulai menyantap makanannya.
[Incoming call from Ellen]
Mata Angela dan Ethan menatap lamat-lamat layar ponsel Ethan, kemudian sama-sama mendengus kesal.
"Sorry, gue angkat, ya?" ijin Ethan sambil menatap Angela.
"Iya," angguk Angela pasrah.
"Halo."
"Beb, aku di depan rumah kamu nih!"
"Ngapain lo di rumah gue?"
"Aku kangen sama kamu,"
"Jijik."
"Sama kemarin barang aku ada yang ketinggalam, aku mau ambil."
Terlintas di benak Angela, sedekat apa Ethan dan Ellen sampai-sampai Ellen tahu di mana rumah Ethan? Dan juga, barang Ellen bisa tertinggal di rumah Ethan. Itu artinya, Ellen sudah pernah datang ke rumah mewah ini.
"Oke."
Mata Angela menatap tajam Ethan, namun lidahnya terasa kelu, tak berani bertanya.
"Angela, maaf," ucap Ethan sambil menghembuskan napas kencang. "Lo tinggal dulu ya, di kamar tamu? Di sana ada televisi semua lengkap. Setelah Ellen pulang, nanti gue telepon. Jangan lupa, kunci pintu," pesan Ethan panjang lebar.
Angela menatap Ethan datar, kemudian menuju kamar tamu memenuhi permintaan cowok itu.
* * *
"ETHAN!" seru Ellen riang, sambil memeluk lelaki di depannya. "Aku kangen banget deh, sama kamu."
Ethan memutar bola matanya malas, lalu melepas pelukan Ellen paksa. "Cepetan, ambil barang lo, terus pulang. Gue lagi tidur siang," ucap Ethan malas.
"Iiiih, Ethan," seru Ellen manja, sambil mencubit pipi Ethan. "Aku kan kangen sama kamu, jangan jutek gitu dong."
"Barang lo ada di mana?" tanya Ethan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen FictionSequel: NACH SIEBEN JAHREN [ON GOING] #275 TEEN FICTION [25/12/17] Part lengkap semua, follow dulu baru baca. Jangan lupa vote atau komen. * * * Angela Kaistal, gadis yang menghabiskan kelas sepuluhnya menont...