"GAK lucu. Kita telat," ucap Angela cemberut, mempercepat langkahnya ke ujung kelas.
"Gak ada yang bilang lucu," balas Ethan jutek, mungkin karena pusing karena sudah tak sengaja membolos satu jam pelajaran.
Angela dan Ethan berdiri di ambang pintu, menatap Pak Donna yang berdiri di depan kelas—mengajar matematika.
"Masuk," ucap Pak Donna, menghentikan kegiatan belajar-mengajarnya sebentar.
Dengan ragu, baik Angela maupun Ethan berjalan sambil menunduk ke arah Pak Donna yang tengah menatap mereka tajam.
"Dari mana saja kalian?!" ucapnya menggelegar.
"Kami dari kantin Pak, tadi keasyikan ngerjain tugas biologi, sampai gak kedengeran ada bel," ucap Ethan sambil mendongakkan kepalanya.
Ethan sedang tidak berniat untuk membantah atau pun beradu mulut dengan guru, karena ada seorang gadis bersamanya—yang menurutnya adalah tanggung jawabnya.
"Anak jaman sekarang, tugas asyik ya?! Gak usah kebanyakan bohong! Lihat jam, sudah lewat satu jam pelajaran lebih!" tukas Pak Donna kesal, menunjukkan dahinya yang terlipat.
"Maksudnya, kids jaman now kali Pak," celetuk Derik dari kursi belakang.
"Diam Derik!" seru Pak Donna kesal. "Kalian, berdiri di luar kelas sampai jam pelajaran berakhir! Intropeksi diri!"
Angela dan Ethan melengos mendengar perkataan Pak Donna, kemudian dengan patuh berjalan keluar kelas.
Gapapa sih, orang gue gak suka matematika juga, senyum Angela dalam hati.
"Gue tau lo gak suka matematika, tapi senyuman lo lebar banget tau gak," ucap Ethan terbuka.
Angela menatap Ethan bingung, setelah melihat pantulan wajahnya di jendela dari ruang kelasnya. Sama sekali tidak ada senyuman yang terukir di wajahnya.
Ethan tersenyum simpul menatap gadis dengan manik mata kebingungan, "Biasa, cowok peka." ucapnya percaya diri.
Namun Angela tak menanggapi, melainkan duduk di pinggir koridor sekolah, dilanjutkan dengan Ethan yang duduk di sebelahnya.
"Kenapa lo selalu bikin gue dihukum sih? Lo troublemaker ya?" tanya Angela menatap Ethan polos.
Ethan menatap Angela kaget, "Lo anak baru di sini?" tanyanya setengah syok.
"Enggak, tapi gue gak pernah dengerin gosip sekolah waktu kelas sepuluh,"
"Ngapain aja lo waktu kelas sepuluh, sampe lo gak tau hal tentang anak-anak kita?"
"Kita kan gak punya anak, Ethan. Ya kali gue punya anak sama lo," dengus Angela polos.
"Maksudnya tentang info anak-anak angkatan kita,"
"Oh, gue emang gak tau dan gue gak begitu peduli sih," tawa Angela kecil.
"Receh,"
Kemudian, mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol tidak penting sambil memperdebati hal-hal yang konyol.
* * *
TENTU, rasanya mempunyai sahabat, ataupun orang yang pengertian dengan kita, rasanya menyenangkan. Apalagi jika kita menghabiskan waktu bersama mereka, rasanya waktu cepat berlalu.
Angela memang setuju dengan pernyataan tersebut, tapi terkadang, hati kecilnya menolak untuk menyetujui perkataan tersebut. Tentu karena, kedua sahabatnya yang penasaran bisa menghantui dirinya sampai ia menjawab pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen FictionSequel: NACH SIEBEN JAHREN [ON GOING] #275 TEEN FICTION [25/12/17] Part lengkap semua, follow dulu baru baca. Jangan lupa vote atau komen. * * * Angela Kaistal, gadis yang menghabiskan kelas sepuluhnya menont...