"LO antar Angela pulang ya, Vi."
Ucapan Raisa yang terasa bagai mimpi indah itu masih terngiang di telinga Angela, meski pun sekarang ia sedang berjalan menuju parkiran di mana kendaraan Vian terparkir.
Vian berhenti di depan mobil sport berwarna putih, kemudian ia merogoh kunci di sakunya, dan memencet sebuah tombol yang membuat lampu mobil tersebut menyala.
Lanjut, Vian membuka pintu kursi penumpang, dan tersenyum kepada Angela, "Ayo, masuk." pinta Vian lembut.
Angela tercengang melihat Vian dengan mobil mewahnya, namun ia hanya mengganguk patuh mendengar perkataan Vian. Ia memasuki mobil mewah itu dengan perasaan takjub.
Kesimpulannya, sudah pasti Vian adalah seorang anak dari orang kaya.
Apa dia sekaya Suholkay? batin Angela dalam hati.
"Ini mobil dari ayah gue, saat gue ulang tahun beberapa bulan lalu," cerita Vian sambil memasang sabuk pengaman pada dirinya.
"Keren banget mobil lo." puji Angela.
"Iya, papa gue aja ordernya di Eropa pas lagi pameran. Papa gue kan pilot Eropa, ya jadi sering ke sana," cerita Vian.
Angela mengganguk. Pilot Eropa, pantes kaya, gumamnya.
"Jadi, di mana rumah lo?" tanya Vian setelah memasuki jalan raya.
"Lo tau factory outlet yang baru buka sebulan lalu, yang ramai banget? Rumah gue beberapa gang dari sana." ucap Angela.
Vian mengganguk mengerti, kemudian menatap jalanan di depannya.
Suanasa di mobil itu hening, hanya ada lantunan lagu Havana oleh Camila Cabello yang memenuhi suasana mobil itu. Angela terdiam menatap jalanan, dan Vian tetap fokus menyetir.
Jika Angela lihat-lihat lagi, sepertinya gaya Vian bisa dibilang sangat formal. Mungkin karena didikan kedua orang tuanya yang juga formal.
Di kantin, Vian selalu duduk berempat dengan sahabatnya, dan makan atau pun mengobrol ringan. Tak seperti anak-anak cowok lainnya, yang kalian tahu lah...
Mobil Vian akhirnya berhenti di depan rumah bercat ungu yang Angela tunjuk tadi.
Tanpa banyak berkata-kata, Angela mengucapkan terima kasih dan turun dari mobil Vian. Gadis itu juga melambaikan tangan sampai mobil itu menghilang dari pandangannya.
Dengan senyum tipis tersungging di wajahnya, ia membuka pagar rumahnya, dan memasuki rumahnya.
Senyumannya langsung pudar ketika melihat seorang cowok yang telah menyiksanya selama seminggu—dengan sombongnya duduk di kursi terasnya.
"Ngapain lo?" tanya Angela.
"Biologi lah."
Angela mengecek kalendar dan jam di ponselnya. Ia hampir lupa, bahwa sebenarnya hari ini ia sudah sepakat dengan Ethan untuk mengerjakan tugas biologi di rumahnya.
"Oke, masuk aja dulu," ajak Angela.
Angela membuka laptop dan mencari bahan-bahan materi di internet, sementara cowok di sebelahnya mencari di buku tulis.
Angela merasa bosan mengerjakan tugas yang sebenarnya sudah ia kerjakan setengah kemarin, namun ia berusaha untuk terlihat rajin di depan cowok menyebalkan ini.
"Tadi itu, Vian ya?" tanya Ethan memecah keheningan.
"Iya."
"Dia cowok lo?"
"Ya enggak lah,"
"Lo suka dia ya?" tanya Ethan dengan nada setengah mengejek, dan setengah usil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen FictionSequel: NACH SIEBEN JAHREN [ON GOING] #275 TEEN FICTION [25/12/17] Part lengkap semua, follow dulu baru baca. Jangan lupa vote atau komen. * * * Angela Kaistal, gadis yang menghabiskan kelas sepuluhnya menont...