HARI sudah larut malam ketika keduanya keluar dari bioskop. Mereka telah menghabiskan kurang lebih empat jam di sana, menonton dua buah film yang berdurasi kurang lebih satu setengah jam.
Memang, filmnya cukup menyenangkan dan membuat keduanya bahagia. Namun yang Angela fokuskan sekarang adalah: makanan.
Perutnya sudah keroncongan sejak pertengahan film kedua—Justice League. Sehingga ia dan Vian memasuki sebuah restoran fast food khas negeri Barat.
"Pesan California Burger sama Cheese Burger, keduanya paket, tidak di up-size ya mbak," ucap Vian lengkap kepada pelayan tersebut—membuat dirinya kembali ke atas meja di mana Angela tengah duduk bengong di sana.
"Hey, mikirin apa?" tanya Vian lembut.
Namun, perkataan Vian yang biasa saja mengagetkan Angela, "Nothing. Makanannya mana, Vi?" tanyanya.
Pas sekali, pesanan mereka datang saat itu juga, membuat keduanya langsung melahap makanan mereka dengan diam.
"Do you have fun today?" tanya Vian mulai berbincang.
Angela menatap kikuk, tak menyangka bahwa Vian akan berbicara saat makan. "Iya, terima kasih ya Vian," senyumnya. "Tapi kok, lo bicara pas makan?"
"Kan gue bilang, gue mau jadi remaja yang have fun, usil, semacam itu."
Angela tertawa, memahami siapa orang yang sedang duduk di depannya. Namanya,
Vian Alexander Jonathan.
Ia adalah seorang anak pilot kaya yang memiliki wajah tampan, otak cemerlang, dan badan atletis. Di sekolah, ia memiliki jabatan sebagai anggota band sekolah. Cowok yang akrab dengan kakaknya—Galdys ini juga bersahabat dengan Revan—seorang penulis lagu, dan juga Hans—seorang artis sinetron terkenal.
Angela sadar, bahwa kedua temannya Revan dan Hans juga memiliki gaya yang berkelas, seperti formal ataupun 'anggun'.
"Hei, kok bengong?" tanya Vian sambil melambaikan tangannya ke depan wajah Angela.
"Sorry, makasih ya udah nemenin gue sepanjang hari ini,"
"Iya, udah malam. Pulang yuk?" tanya Vian sambil menunjuk jam di ponselnya yang menunjukkan pukul tujuh malam.
Ajakan itu membuat keduanya berjalan menuju parkiran untuk pulang.
* * *
ANGELA menghempaskan tubuhnya lelah setelah seharian menghabiskan hari liburnya di pusat pembelajaan ternama di Jakarta.
Ia sudah selesai membersihkan tubuhnya, keramas, memoleskan krim muka ke permukaan kulitnya, dan sikat gigi ataupun buang air.
Ia merasa kesepian di kamarnya saat mendapati ternyata Mama dan Kakaknya belum pulang karena terjebak macet di tol.
Gadis itu segera mematikan lampu kamarnya, kemudian bergegas tidur.
Tring!
Sebuah notifikasi line tampil di atas layar ponselnya, namun karena mata pemiliknya sudah terlalu berat, Angela memutuskan untuk tidak membalas pesan itu hingga besok pagi.
* * *
ANGELA duduk di depan Carly, dan di sebelah Carly terdapat Raisa. Di sebelah Angela, terdapat Revan. dan di ujung meja, terdapat Ethan yang sedang duduk manis.
Gadis itu mulai memahami keadaan di sekitarnya—kalau ia sedang berada di dalam kelasnya.
Terlintas di benaknya—mengingat fakta bahwa sekolahnya sedang mengadakan libur beberapa hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen FictionSequel: NACH SIEBEN JAHREN [ON GOING] #275 TEEN FICTION [25/12/17] Part lengkap semua, follow dulu baru baca. Jangan lupa vote atau komen. * * * Angela Kaistal, gadis yang menghabiskan kelas sepuluhnya menont...