Cemburu Tak Dilarang

23K 3.2K 131
                                    

Hening. Kalau malam bisa terdengar suara jangkrik. Sekarang yang terdengar suara piring beradu dengan sendok. Meja makan terasa sepi. Di depan Ali saat ini Prilly duduk berdampingan dengan Sisi yang sama diam. Rasanya Ali tak bisa menelan makanannya saat ini.

Sisi diajak ikut makan ketika Prilly keluar memanggil mereka.

"Kak Nay, Li, dipanggil ibu, yuk kita makan sama-sama, kata ibu ajak juga Sisi!"

"Makasih kak Prilly, saya sudah mau pulang!" tolak Sisi

"Rezeki jangan ditolak Si, mumpung kamu sudah disini, sebelum pulang makan dulu, aku, Prilly sama ibu udah memasak banyak hari ini buat Ali, kami pikir siapa tahu dia rindu masakan kesukaannya dan akan makan banyak hari ini," ucap Kak Nayla membujuk Sisi agar ikut makan sebelum pulang.

"Kan kalian memasak untuk Ali, kak!" tolak Sisi lagi.

"Kalau dibagi sama kamu masih sangat cukup kok!" sahut Prilly.

'Kalau makanan nggak papa dibagi, asal jangan Ali saja yang dibagi...'

Astagfirullah...
Prilly langsung saja menambahkan istigfar saat batinnya menambahkan kalimat yang diucapkannya. Apalagi ketika ia melihat dengan sudut matanya Ali menatapnya lekat. Ali sedang memandangnya dilema.

Apakah ia sedang cemburu? Prilly menggeleng merasa tak mungkin. Cemburu pada yang bukan halal-nya. Belum Sah. Apa boleh?

Sebenarnya yang namanya cemburu itu adalah salah satu turunan dari gharizah atau naluri yang diberikan Allah kepada mahluk hidup terutama manusia, yaitu gharizah Baqa, naluri mempertahankan diri. Jadi sudah alami dan merupakan suatu hal yang fitrah jika seseorang merasakan rasa cemburu kepada pihak lain yang mencuri perhatian orang yang dia sayangi.

"Dalam pandangan Islam gharizah itu alami, hanya saja, sebagai seorang muslimah, bagaimana menyalurkan gharizah tersebut haruslah sesuai dengan ketentuan Allah (syara') agar dapat mencapai RidhoNya dunia-akhirat, dan agar rumah tangga kita bisa menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah."

Prilly pernah melihat dan mendengar disebuah acara kuliah subuh bersama seorang ustadz populer disebuah stasiun televisi yang menjabarkannya seperti itu. Dan itu lebih kepada pasangan yang sudah menjadi pasangan hidup dan halal. Lalu bagaimana kalau posisinya bukan apa-apa begini? Makanya untuk itu Prilly menggelengkan kepalanya. Bukan muhrim. Bukan halalnya. Meskipun ia menyadari, hanyalah sebagai manusia yang lemah dalam hal ini, tak kuat menahan cemburu karna tidak ingin ada yang menyentuh hati Ali selain dirinya.

Kalau ada yang mengatakan bahwa rasa cemburu itu tidak diperbolehkan, ini juga berbahaya. Karena kehilangan rasa cemburu mencerminkan tumbuhnya sikap ketidak pedulian pada pasangan hidup dan keluarga, yang mengakibatkan pihak-pihak yang kehilangan rasa cemburunya itu membiarkan penampilan, perilaku dan aktivitas pasangan dan keluarga mereka tanpa kontrol atau muraqabah dengan dalih saling percaya meskipun realitas sudah terpampang di depan mata. Hal ini dapat mengundang fitnah dan akan membuka peluang bagi penodaan kehormatan dan citra keluarga yang sangat dibenci dalam agama. Nabi melaknat perangai dayyuts atau kehilangan rasa cemburu pada keluarga, dan memperingatkan mereka agar tidak jatuh kepada kemaksiatan.

Allah Swt. berfirman, "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari simpati istri-istrimu Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Tahrim:1)

Nabi saw juga bersabda: "Orang-orang mukmin itu pencemburu dan Allah lebih pencemburu." (HR. Muslim).

Berkali-kali Prilly menghela napasnya disela menyuap dan mengunyah nasi. Itu bagi yang sudah berkeluarga, lalu bagaimana dengan dirinya yang bukan siapa-siapa? Sekali lagi hatinya bertanya-tanya.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang