"Allahu Akbar...Allahu Akbar...!"
Azan subuh menggema dari ponsel yang berada diatas nakas. Prilly menggeliat merasakan tubuhnya agak berat.
"Astagfirullah hal adzimmmm!"
Istigfar terdengar dari bibirnya seraya mengangkat sebelah tangan dan mengusap wajahnya. Ternyata sudah subuh. Harusnya sebelum azan ia biasanya sudah bangun. Tapi kali ini tidurnya teramat sangat nyenyak.
Prilly menoleh kesamping kanannya. Tangannya terulur lagi mengusap kepala Ali yang tenggelam dibahu kanannya. Setengah tubuhnya tertindih hingga tadi ia merasa berat. Itulah sebabnya mungkin ia agak kelelahan dan tubuhnya terasa pegal sekarang. Karna hak Ali dan kewajibannya tak boleh diabaikan selelah apapun dia asal jangan haid.Hak suami atas istri termasuk salah satu hak yang paling agung untuk ditunaikan oleh seorang wanita. Bahkan haknya suami atas istrinya lebih besar daripada hak istri atas suaminya. Hal berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
ٌ
"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya." (QS. Al-Baqarah: 228)Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Apabila seorang suami mengajak istrinya ke ranjangnya (untuk berjima'), lalu ia menolak sehingga suaminya di malam itu murka kepadanya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi." (Muttafaq 'Alaih)
Itulah sebabnya Prilly tak pernah menolak Ali. Daripada dilaknat para malaikat dan lagipula ia menikmatinya.
Perlahan Prilly menggerakkan tubuhnya. Mereka harus mandi sekarang untuk bersiap sholat subuh berjamaah. Dipandangnya wajah Ali yang masih tertidur nyaman sementara ia terhimpit. Prilly mengangkat tangan Ali yang menindih perutnya sambil tersenyum. Untuk kesekian kalinya ia tak habis pikir, ia sudah menjadi makmum halal bagi imam yang sedang dipandangnya sekarang, bahkan sama sekali jauh dari pikirannya.
Ali tadinya jauh dari kata sholeh. Dirinyapun sangat berjarak dengan kata sholeha. Yang ia tahu wanita yang baik buat pria yang baik begitu juga sebaliknya. Jadi tak pernah ada dalam pikirannya memilih pria seperti Ali kala itu. Tetapi rupanya Allah berkehendak lain. Takdir telah mempertemukan mereka pada suatu rasa yang tak terpikirkan sebelumnya. Saling perhatian dan saling mengingatkan mereka berujung pada rasa saling membutuhkan.
"Love you my sholeh!" Prilly mengecup dahi suaminya dengan ujung bibir pelan.
Prilly bangun dari berbaringnya setelah terbebas dari dekapan Ali. Ia ingin segera membebaskan penat ditubuhnya dengan air dingin yang jatuh dari shower. Selimut yang menutupi tubuhnya membuka dada yang sekarang terlihat merinding disapa siraman kesejukan ac dikamar mereka. Seperti merindingnya kala disentuh dan diberi tanda kasih.
"Love you too my sholeha..." Ali berbisik membalas ucapan cintanya diiringi senyum yang terukir dari bibirnya dengan mata yang masih terpejam. Tangannya terangkat meraih pinggang Prilly yang sudah duduk dari berbaringnya. Kepala bergeser dan terangkat lalu menyapa pangkuan Prilly yang tertutup selimut.
"Mhhhh...sayanggg!" Prilly mengusap rambut Ali.
"Emmhh..." hanya suara melenguh yang terdengar darinya membuat Prilly makin menunduk mengamati wajahnya.
"Udah azan subuh!" Bisik Prilly ditelinga suaminya itu.
Ali terlonjak bangun dan mengusap wajahnya setengah mengantuk. Sebenarnya samar tadi dia mendengar suara azan tetapi rupanya setan menggelayuti matanya hingga terasa makin berat dan posisinya yang menghimpit istrinya seperti guling membuatnya merasa lebih nyaman.
"Astagfirullah hal adzimmm..."
Ali mengusap wajahnya sambil beristigfar.
"Kebablasan, capek banget!" desahnya dengan suara serak bangun tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersujud Bersamamu
SpiritualBukan tentang aku lebih baik darimu, tetapi tentang mari kutunjukkan sesuatu yang baik untukmu. "aku mencari yang seiman, baik, dan mampu membawaku ke jalan yang benar...." "yang baik bagimu menurutmu, belum tentu baik menurut Allah...." Ini tentang...