Hidayah Baginya

23.3K 3.1K 71
                                    

"Menurut kamu aku harus gimana sekarang? Apa pria seperti aku tak punya kesempatan untuk jadi lebih baik?"

Dika membuka pembicaraannya dengan suara yang pelan tetapi tetap terdengar Prilly. Mungkin Sri juga mendengar hingga ia menoleh ke arah Dika. Prilly ada diantara Dika dan Sri sekarang. Mungkin Sri tidak paham apa maksud Dika meskipun Prilly sangat memahami. Dan saat ini Prilly bingung harus mengatakan apa. Tidak ada manusia yang sempurna. Dirinya tidak. Begitupun Dika.

"Aku menyesal memiliki masa lalu yang kelam hingga membuat masa depanku terancam..." ucap Dika lagi beberapa saat setelah tidak ada jawaban dari Prilly.

"Sehari setelah kejadian saat untuk kedua kalinya aku mengganggumu, waktu itu ban mobilku bocor, tidak ada cadangan hingga harus memanggil mobil derek, tetapi tempat itu sangat sepi dan ponselku ketinggalan," Dika mulai bercerita tanpa diminta.

"Aku menunggu mobil lain yang lewat tapi tak ada satupun..." lanjut Dika, "lama sekali baru ada yang muncul ditempat itu, tiga orang pria berperawakan sedang menawarkan bantuan, menelpon mobil derek dan begitu mobilku diderek aku ditinggalkan tanpa tahu kemana mobilku dibawanya!"

"Kamu tahu, aku seperti terhipnotis setelah salah seorang dari mereka menepuk bahuku dan aku seperti berada dibawah pengaruhnya!"

"Sialnya semua surat-surat mobil itu berada didasboard dan lenyaplah semuanya tanpa jejak, aku seperti orang linglung kala itu dan tak lama lewatlah seorang pria yang saat itu ingin pergi ke majelis, pada akhirnya aku bersyukur bertemu dengannya karna dia membawaku ke majelis setelah itu baru bisa mengantarku pulang!"

"Belakangan aku ketahui kalau aku terkena gendam atau ilmu sihir yang bekerjasama dengan jin hingga pelaku bisa menguasaiku dan pada saat itu aku benar-benar telah lupa segalanya....."

"Aku akhirnya menyadari iman yang aku punya sangat tipis hingga mudah sekali terpengaruh ilmu setan, bahkan akupun akhirnya menyadari sikapku padamu seperti sikapnya setan karna keimananku yang setipis kain kasa."

Cerita Dika mengalir tanpa ada selaan dari Prilly apalagi Sri yang ikut menyimak tak mengerti kenapa pria itu tiba-tiba datang, duduk dan bercerita tanpa jeda kecuali jeda napasnya yang terdengar di setiap kalimatnya terhenti.

Subhanallah. Allah benar-benar menurunkan hidayah pada Dika dengan cara-Nya yang tepat dan mengena. Perkara ghaib hanya milik Allah. Dan tidak ada yang mengetahui kecuali perantaraan wahyu.
Dalam Al Qur'an, Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman: "Katakanlah. Tidak ada seorangpun dilangit dan dibumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah Subhana Wa Ta'ala."
(QS. An-Naml : 65)

"Dan aku akhirnya menyadari satu hal lagi, karma berlaku padaku, kurasa ini bukan kebetulan, Allah memberiku hidayah, membuat aku merasakan apa yang kamu rasakan, sudah ban bocor diganggu setan macam aku!" Sesal Dika lagi.

"Lalu kamu pergi umroh?" tanya Prilly pada akhirnya.

"Umroh itu tadinya dipaksa mami dan didaftarkan tanpa aku setujui, mami berharap aku bisa lebih baik, berubah dari songong karna merasa punya banyak harta dan mampu membeli hukum," Dika mulai bercerita lagi.

"Papi tidak mau memberikan apapun lagi kalau aku tidak mau berubah dan mengurusi perusahaannya," lanjutnya.

"Pada akhirnya bukan mami yang memaksa aku untuk umroh tetapi aku yang meminta tidak dibatalkan karna aku ingin menebus dosaku langsung di rumah Allah, dan pada akhirnya lagi bukan papi yang memaksa aku untuk membantunya bekerja tetapi aku karna aku menemukan seseorang yang membuat aku merasa harus lebih baik dan mapan," Dika membuang napasnya yang serasa tertahan.

"Masya Allah Dika, Alhamdulilah aku turut senang!" akhirnya Prilly berkomentar lagi mengutarakan rasa takjub dan senangnya.

"Pril, aku minta maaf sama kamu, minta rela, minta ridho karna pernah menistakan kamu, sampaikan juga sama Ali ampun maafku!" ucap Dika lagi sungguh-sungguh.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang